Salin Artikel

Detik-detik Batu Raksasa Jatuh dari Tebing Setinggi 50 Meter di Jalur Piket Nol Lumajang, Warga: Seperti Gempa

Kejadian ini mengakibatkan jalur penghubung Lumajang-Malang via Piket Nol lumpuh total karena batu tersebut menutupi seluruh badan jalan.

Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa tingginya tebing membuat batu besar yang jatuh pecah menjadi dua bagian saat menghantam jalan.

Ajib, pemilik warung di dekat lokasi longsor, mengungkapkan bahwa sebelum batu tersebut terjatuh, terdengar suara gemuruh keras yang diikuti dengan hantaman.

"Awalnya suara gemuruh grusuk-grusuk gitu, kami pikir longsor biasa tanah, gak tahunya ada batu besar yang jatuh, keras suaranya, kerasa getar juga kayak gempa itu," ujar Ajib di lokasi kejadian.

Beruntung, longsor berupa batu besar, tanah, dan pohon tidak merusak warung miliknya.

"Untung gak kena, lumayan jauh juga kan, tapi ya ngeri juga," tambahnya.

Erik, warga setempat, melaporkan bahwa arus lalu lintas saat itu cukup ramai dengan angkutan tambang dan kendaraan pribadi.

Namun, sebelum longsor terjadi, semua kendaraan berhenti dalam radius 50 meter dari titik longsor.

"Warga sini kan biasa dengar suaranya kok kayak mau longsor jadi berhenti dulu, ternyata longsor betulan, ada yang rekam juga tadi," ujar Erik.

Kapolsek Candipuro, AKP Lugito, menjelaskan bahwa penyebab jatuhnya batu raksasa ini bukan karena hujan, melainkan kondisi tebing yang sudah labil akibat proyek pembangunan jalan nasional.

"Kalau hujan tidak, karena dari kemarin juga tidak hujan, ini memang tebingnya itu tanahnya sudah labil jadi tiba-tiba saja tergelincir dan jatuh ke jalan," kata Lugito di lokasi kejadian.

Lugito memastikan bahwa tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini, meskipun terjadi saat arus lalu lintas cukup ramai.

Namun, akibat kejadian ini, arus lalu lintas mengalami kemacetan hingga 2 kilometer.

Polisi terpaksa menutup jalan karena material longsor menutup seluruh badan jalan.

Selain itu, batu berukuran besar yang berada di pinggir tebing dikhawatirkan akan jatuh juga jika banyak getaran dari kendaraan bermotor.

Lugito meminta pengendara untuk balik arah dan melintasi jalur lain seperti via Curah Kobokan atau via Probolinggo.

"Kalau korban nihil, saat ini jalan ditutup total sampai pembersihan selesai, silakan gunakan jalur lain," ujar Lugito.

Kini, proses pembersihan material longsor dari badan jalan sedang berlangsung.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/28/182102878/detik-detik-batu-raksasa-jatuh-dari-tebing-setinggi-50-meter-di-jalur-piket

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com