Salin Artikel

Korban Penipuan Arisan di Trenggalek Desak Pelaku Segera Ditangkap

Saat ini, pihak kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap pelapor dan saksi-saksi terkait kasus ini yang terjadi pada Jumat (21/02/2025).

Terduga pelaku berinisial WS (32), yang tercatat sebagai warga Kecamatan Kampak, dilaporkan salah satu korban, Aning Triwahyuni (38), yang merupakan warga Desa Karangsoko.

WS dilaporkan atas tuduhan penipuan arisan online dan investasi yang mengakibatkan kerugian bagi puluhan peserta. Total kerugian mencapai antara Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar.

Aning menjelaskan bahwa sejak kasus penipuan ini terungkap, WS bersama suaminya melarikan diri dan hingga kini keberadaannya belum diketahui.

"Sebelum terduga pelaku WS ini kabur, sempat meminjam uang ke sejumlah peserta, ada yang Rp 5 juta. Tidak tahunya, pinjam uang untuk biaya kabur," ungkap Aning di Jalan Brigjen Soetran, Trenggalek.

Aning melaporkan WS pada Sabtu (15/02/2025) ketika waktu jatuh tempo untuk mendapatkan uang arisan tiba.

Pada hari berikutnya, sekitar pukul 16.00 WIB, WS berjanji akan mentransfer uang pendapatan arisan kepada Aning sebesar Rp 75 juta.

Namun, pada hari yang ditentukan, WS tidak melakukan transfer dengan alasan kurang enak badan dan berjanji akan mengirimkan uang tersebut pada malam harinya.

Sayangnya, WS tak kunjung memenuhi janjinya.

"Sesuai yang dijanjikan WS, uang pendapatan arisan ditransfer pada sore hari, tetapi ketika saya hubungi melalui telepon, sudah tidak aktif. Pesan WhatsApp juga centang," ujar Aning.

Setelah beberapa hari tidak bisa dihubungi, Aning dan beberapa peserta arisan lainnya mendatangi rumah WS, namun rumah tersebut sudah kosong.

"Rumahnya kosong, di rumah orang tuanya juga tidak ada dan tidak tahu," tambah Aning.

Aning berharap pelaku segera ditangkap dan diproses hukum, karena WS telah merugikan banyak peserta arisan.

"Kalau mengembalikan uang peserta arisan, saya kira tidak akan mampu," tegas Aning.

Aning juga mengungkapkan bahwa ia membeli lelang arisan yang dijalankan oleh WS selama tiga bulan.

WS menjanjikan keuntungan sebesar 10 hingga 20 persen dari nilai total uang pendapatan.

"Saya kerugiannya kalau ditotal sampai Rp 300 juta lebih. Karena diduga korbannya ini banyak, kerugian bisa mencapai Rp 4 miliar hingga Rp 5 miliar. Bisa jadi lebih besar lagi," kata Aning.

Kasatreskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro, menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.

"Belum ada tambahan laporan, saat ini proses pemeriksaan saksi," ujarnya melalui sambungan telepon pada Jumat (21/02/2025).

Sebelumnya, puluhan orang di Kabupaten Trenggalek diduga tertipu arisan online dan investasi bodong, dengan kerugian total mencapai lebih dari Rp 5 miliar.

Sekitar 50 orang, termasuk tujuh yang telah melapor ke Polres Trenggalek, menjadi korban penipuan ini.

"Sepengetahuan saya, korban yang ditipu oleh diduga pelaku sebanyak 50 orang bisa lebih. Banyak pokoknya. Yang datang ke polres saat ini sementara ini ada tujuh orang," ungkap Aning di kawasan kantor Polres Trenggalek, Senin (17/02/2025).

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/21/155140078/korban-penipuan-arisan-di-trenggalek-desak-pelaku-segera-ditangkap

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com