Sebagian besar kebutuhan nasabah yakni untuk modal usaha dan kebutuhan di bulan Ramadhan.
Dari catatan pihak pegadaian, transaksi meningkat hingga 20 persen.
Retno Widya, salah satu nasabah, mengaku hampir tiap tahun menjelang Ramadhan ia menggadaikan perhiasannya.
Kalung dan gelang yang biasa disimpannya harus rela diagunkan untuk modal usaha kue.
"Ya biasa Mas untuk usaha jajan. Kan ramai pesanan kue kering kalau pas Ramadhan," katanya sambil tersenyum, Jumat (21/02/2025).
Modal yang diperlukan Retno berkisar Rp 5 juta-Rp 8 juta.
Jika sudah cair, ia langsung membelanjakan bahan kue yang diperlukan. "Kalau sudah cair ya langsung ke pasar beli bahan kue," ujarnya.
Senada dengan Retno, Khasanah, nasabah asal Desa Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, terpaksa menggadaikan perhiasan cincin miliknya.
Selain untuk keperluan sehari-hari, uang yang cair dari pegadaian juga digunakan untuk tambahan modal usaha kue.
"Saya gadai cincin, buat kebutuhan Ramadhan dan buat kue," katanya.
Kepala Cabang Pegadaian Pasuruan, Alfin Noor menyampaikan bahwa transaksi gadai emas meningkat hingga 20 persen.
Jika hari biasa terdapat 70 transaksi per hari, dalam dua hari terakhir mencapai 90 hingga 100 transaksi.
Sementara itu, nilai transaksi sudah mencapai Rp 500 juta dari nasabah mikro.
"Transaksi khusus produk mikro juga naik. Biasanya Rp 200 hingga Rp 300 juta, naik menjadi Rp 900 juta sampai satu miliar," ujarnya.
Alfin mengatakan, lonjakan nasabah menjelang Ramadhan hampir tiap tahun terjadi.
Hal ini karena para nasabah menginginkan pinjaman uang cepat dan nilainya tidak terlalu besar.
"Dari pencairan uang, rata-rata memanfaatkannya untuk modal usaha selama bulan Ramadhan," katanya.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/21/093026278/jelang-ramadhan-transaksi-gadai-emas-mulai-ramai