Kampanye konservasi laut yang digencarkan pun terancam, sebab oli-oli bekas yang lengket tersebut menempel di rumah apung, patung-patung Majapahit Warrior Underwater, yang merupakan spot diving, hingga mencemari habitat ikan-ikan cantik yang ada di sana.
Hingga berita ini ditulis, pengelola masih memendam kekecewaan sebab tuntutan mereka kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banyuwangi belum ditanggapi.
Mereka menuntut KSOP Banyuwangi turun ke lokasi, sebab pencemaran oli tersebut diduga berasal dari kapal-kapal nakal yang membuang oli sembarangan di perairan sekitar tempat kejadian.
“Harapan kami syahbandar bertanggung jawab dengan melihat dan survei lokasi. Yang lain turun. Tanggung jawab syahbandar, dia yang mengatur kapal-kapal itu,” ungkap pengelola Bangsring Underwater, Wildan Sukirno, Kamis (20/2/2025).
Kini, mereka terus melakukan pembersihan dengan memompa air guna menyingkirkan oli, yang saat ini kondisinya mulai membaik, namun masih banyak oli yang menempel di bebatuan dermaga.
“Saya akan teruskan ke anggota, terima kasih informasinya. Dan belum dapat laporan terkait kejadian ini,” ujar dia.
Beberapa waktu berselang, Purgana mengatakan, anggota KSOP sedang menuju lokasi untuk melakukan klarifikasi terhadap kapal-kapal yang sedang menurunkan jangkar.
Purgana mengarahkan konfirmasi ke staf yang berada di lokasi, sebab dia masih berada di Jakarta untuk rapat.
Namun, hingga berita ini ditulis, staf yang bersangkutan masih enggan dimintai konfirmasi, dengan dalih baru mendapatkan informasi, dan saat ini menuju ke lokasi.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/20/170547978/pantai-bangsring-banyuwangi-tercemar-oli-ksop-ngaku-belum-tahu