Salin Artikel

Profil Bupati Jember Gus Fawait, Santri yang Pernah Jadi Anggota Termuda DPRD

Pria yang akrab disapa Gus Fawait ini menggandeng Djoko Susanto, mantan kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jember, sebagai wakil bupati.

Gus Fawait berhasil menumbangkan calon petahana, Hendy Siswanto dan KH M Balya Firjaun Barlaman, dalam pemilihan yang berlangsung baru-baru ini.

Gus Fawait adalah putra almarhum KH Khudori dan Ny Hj Masluhah Khudori, pengasuh Ponpes Nurul Chotib Alqodiri IV.

Ia lahir di Desa Wringin Agung, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, 8 Februari 1988.

Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN Wringin Agung 01, lalu ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) di pesantren yang dipimpin ayahnya.

“Selesai Aliyah, saya melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya,” kata Gus Fawait kepada Kompas.com pada Rabu (19/2/2025).

Setelah itu, pada tahun 2010, ia melanjutkan studi Pascasarjana di Magister Sains Universitas Gajah Mada (UGM) dan lulus pada tahun 2012.

“Hari ini saya sedang menempuh program doktoral fakultas ekonomi Unair, sudah semester terakhir,” tambahnya.

Gus Fawait mengungkapkan bahwa kedua orang tuanya mendidiknya dengan disiplin, terutama dalam belajar ilmu agama dan ilmu umum.

“Siang hari saya mengenyam pendidikan formal, sore sampai malam saya mengenyam pendidikan agama,” ujarnya.

Pendidikan yang seimbang antara ilmu agama dan ilmu umum ini diterapkan kedua orang tuanya.

Sejak kecil, Gus Fawait sering mengikuti ayahnya dalam pengajian dan bersilaturahmi di tengah masyarakat.

“Mungkin itu juga yang mengajarkan saya bagaimana berinteraksi di tengah masyarakat,” paparnya.

Kemampuan organisasi dan politik Gus Fawait sudah diasah sejak masih di bangku sekolah dan di pesantren. Ia aktif sebagai pengurus OSIS dan juga pengurus pesantren serta aktivis mahasiswa di berbagai organisasi.

“Sejak kuliah saya aktif di HMJ, BEM Universitas, HMI dan PW IPNU Jawa Timur,” ungkapnya.

Setelah lulus dari Universitas Airlangga, Gus Fawait terjun ke dunia politik.

Pada tahun 2013, ia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Jawa Timur.

Ia memilih jalur politik karena saat masih menjadi mahasiswa, ia sering membantu dosennya menulis riset karya tulis ilmiah di bidang ekonomi dan kebijakan pemerintah.

“Saya melihat riset itu kadang dipakai dan kadang tidak dipakai. Saya akhirnya merasa punya keinginan agar pengetahuan saya bisa lebih bermanfaat dan berpengaruh jika berada di pemerintahan,” tuturnya.

Hal ini menjadi motivasi Gus Fawait terjun ke politik praktis, dengan harapan dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya di dunia kampus ke dalam pemerintahan.

“Saya terpilih menjadi anggota termuda DPRD Jawa Timur pada tahun 2014, saat itu usia 25 tahun,” ujarnya.

Pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, Gus Fawait maju dari Partai Gerindra. Ia meraih 39.088 suara.

Pada Pileg 2019, ia berhasil meraih suara terbanyak sejumlah 228.229 dan pada Pileg 2024, ia meraih 239.414 suara.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/19/141442478/profil-bupati-jember-gus-fawait-santri-yang-pernah-jadi-anggota-termuda

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com