Salin Artikel

Kisah Nur Laili, Ajukan Pergantian Jenis Kelamin ke PN Banyuwangi

Bukan tanpa alasan, keyakinan warga Desa Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, yang berusia 23 tahun itu didukung hasil pemeriksaan medis bahwa dia memiliki kromosom XY atau kromosom laki-laki.

“Kemarin (17/2/2025) sudah sidang. Hasilnya akan disampaikan pada akhir bulan Februari ini,” kata orangtua Nur Laili, Muslih, Selasa (18/2/2025).

Muslih menjelaskan, sejak lahir, Nur Laili yang biasa dipanggil Li itu menunjukkan tanda-tanda yang mengarah ke laki-laki, mulai dari bentuk badan hingga suara.

Bahkan saat sudah memasuki usia baligh, suaranya lebih besar dan sepenuhnya berubah menjadi suara laki-laki.

Di sisi lain, minat bermain Nur Laili juga dengan laki-laki. Dia suka bermain layang-layang dan mobil-mobilan, hingga pernah menyatakan cinta kepada teman perempuannya saat masih duduk di bangku sekolah dasar.

“Diarahkan ke (sebagai) cewek tidak bisa,” ujar Muslih.

Nur Laili yang tetap melanjutkan sekolah sebagai seorang perempuan, disebut Muslih, pernah menerima bullying dari teman-temannya karena suaranya yang mirip laki-laki.

Puncaknya, dia keluar dari sekolah sebelum lulus. Nur Laili memutuskan untuk berhenti sekolah tepat tiga bulan sebelum masa kelulusan.

Namun demikian, disebut Muslih, keputusan tersebut tak hanya karena bullying yang diterima, tetapi juga kondisi kesehatan yang memburuk.

“Anak saya waktu itu juga sakit-sakitan, ada diabetes dan sakit pada ulu hati,” ucap dia.

Muslih menceritakan, sebetulnya kondisi tak biasa anaknya itu telah diketahuinya sejak lama, tepatnya saat Nur Laili kelas lima sekolah dasar, di mana dia harus menjalani operasi usus buntu.

Saat itu, dokter memberitahunya bahwa Nur Laili tak memiliki rahim.

Namun karena keterbatasan pengetahuan, dia tidak tahu harus berbuat apa saat itu, dan membiarkan semuanya berlalu. Muslih mengaku belum berani mengambil langkah apa pun.

Pada awal tahun 2024, Nur Laili yang telah beranjak dewasa meminta ketegasan terkait jenis kelaminnya.

“Saya ajak anak saya periksa ke klinik. Dari klinik itu dirujuk ke dokter urologi di RSUD Blambangan. Akhirnya hasil pemeriksaan medis terbukti anak saya laki-laki,” tutur dia.

Namun meski telah terbukti sebagai laki-laki, proses yang harus dilalui Nur Laili masih panjang.

Dia masih harus dirujuk ke RSUD Dr.Soetomo Surabaya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di dokter spesialis Urologi dan Andrologi.

Di RS Dr. Soetomo, ada enam dokter spesialis urologi dan empat dokter spesialis andrologi yang menangani Nur Laili.

Hasil pemeriksaan kromosom menunjukkan jumlah kromosom 46, XY, yang menguatkan bahwa Nur Laili adalah seorang laki-laki.

“Hasil pemeriksaan ini yang jadi dasar kami mengajukan pergantian jenis kelamin untuk anak saya,” ujar Muslih.

Kini, selain menunggu keputusan PN Banyuwangi, Nur Laili juga masih harus menjalani berbagai proses pemeriksaan medis yang belum tuntas.

Pekan depan, Senin, 24 Februari 2025, Nur Laili masih akan kembali melakukan pemeriksaan lanjutan di RS Dr. Soetomo Surabaya.

“Kalau saya ingin sampai proses operasi. Saya juga belum tahu berapa biayanya. Tapi kata pihak rumah sakit, prosesnya masih panjang,” ungkap Muslih.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/18/173531978/kisah-nur-laili-ajukan-pergantian-jenis-kelamin-ke-pn-banyuwangi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com