Salin Artikel

Profil Khofifah Indar Parawansa, Pemimpin Emak-emak Muslimat NU yang Akan Dilantik Jadi Gubernur Jatim oleh Prabowo

Dalam agenda pemilihan yang berlangsung hingga Sabtu (15/2/2024) dini hari, Khofifah dipilih oleh 36 perwakilan pengurus wilayah dari total 37 perwakilan yang ada.

Ini kali kelima Khofifah menjadi pucuk pimpinan badan otonomi NU yang beranggotakan lebih dari 36 juta emak-emak seluruh Indonesia.

Bagi ibu 4 anak ini, Muslimat adalah salah satu instrumen politik penting yang mengantarnya menjadi Gubernur Jatim untuk kedua kalinya.

Pada Kamis (20/2/2025), dia akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara sebagai Gubernur Jatim terpilih pada Pilgub 2024 bersama Emil Elistianto Dardak, wakilnya.

Pilgub Jatim 2024 adalah Pilgub Jatim keempat yang diikuti wanita kelahiran Surabaya 19 Mei 1965 ini.

Pada Pilgub 2008 dan 2014, Khofifah dikalahkan oleh Soekarwo yang saat itu maju bersama Saifullah Yusuf.

Di dunia politik, Ketua Ikatan Alumni Universitas Airlangga Surabaya ini banyak makan asam garam.

Sejak berusia 27 tahun, dia menjadi anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sejak 1992.

Era Reformasi, dia menyeberang ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dibentuk KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Sempat menjadi legislator di Senayan, dia lalu diangkat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan sekaligus Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) oleh Presiden Gus Dur.

Menggandeng Emil Elistianto Dardak yang saat itu masih menjabat Bupati Trenggalek, Khofifah berhasil menang dan dilantik menjadi Gubernur Jatim periode pertama pada 2019.

Pada Pilgub 2024, Khofifah kembali maju untuk periode kedua dengan tetap menggandeng Emil Elistianto Dardak.

Khofifah-Emil diusung oleh koalisi 15 partai politik, yakni PSI, Nasdem, Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan PKS.

Petahana ini melawan Tri Rismaharini yang berpasangan dengan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) yang diusung PDI-P, serta Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Hasil perolehan suara Pilgub yang diumumkan KPU Jatim menunjukkan pasangan nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim, memperoleh 1.797.332 suara (8,67 persen).

Pasangan petahana nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak, meraih 12.192.165 suara (58,81 persen).

Sementara itu, pasangan nomor urut 3, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta, mengantongi 6.743.095 suara (32,52 persen).

Pasangan Risma-Gus Hans sempat mengajukan gugatan hasil Pilgub Jatim ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, pada Selasa (4/2/2025) lalu, hakim MK menyatakan menolak gugatan pada putusan sela.

Dalam pertimbangan hukumnya, hakim MK menyebut pemohon tidak menyajikan bukti yang cukup terkait dugaan kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif seperti yang dituduhkan.

"Kemenangan ini adalah kemenangan untuk seluruh warga Jawa Timur. Kami mengajak seluruh lapisan warga Jawa Timur untuk bergotong royong dan menyalurkan energi positifnya dalam membangun Jawa Timur sebagai gerbang baru Nusantara," kata Khofifah saat sambutan dalam pleno terbuka KPU Jatim dengan agenda penetapan pasangan pemenang Pilgub Jatim di Surabaya, 6 Februari 2025 lalu.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/17/093346878/profil-khofifah-indar-parawansa-pemimpin-emak-emak-muslimat-nu-yang-akan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com