Salin Artikel

Warga Desa di Blitar Tolak Truk Besar Melintas di Jalur Menuju Pabrik Gula RMI

Jalan tersebut merupakan jalur penghubung antara jalan nasional dan pabrik gula milik PT Rejoso Manis Indo (RMI).

Penolakan tersebut disampaikan dalam pertemuan antara warga, camat Kesamben, perwakilan PT RMI, Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR), serta kepala desa Jugo, yang berlangsung di kediaman kepala dusun Jajagan pada Rabu (12/2/2025) malam.

“Pokoknya kalau jalan belum diperkuat dengan jalan beton, truk besar tidak boleh lewat,” tegas seorang warga yang langsung disambut pekikan "setuju" dari puluhan warga lainnya.

Meskipun Camat Kesamben, Heri Widyatmoko, telah menegaskan komitmen PT RMI menyediakan material perbaikan jalan yang berlubang, warga tetap pada pendiriannya.

“Menurut saya ini jalan tengah. PT RMI sudah berjanji menyediakan materialnya. Jika terjadi jalan berlubang, segera laporkan ke PUPR dan nanti akan langsung ditambal,” ujar Heri.

Heri menambahkan, “Kami harapkan begitu perbaikan jalan dilakukan, truk-truk besar yang mau masuk ke pabrik RMI boleh lewat.”

Namun, pernyataan tersebut kembali disambut dengan penolakan dari warga.

Heri juga mengingatkan bahwa pabrik gula PT RMI telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai obyek vital nasional karena memproduksi gula, salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

Ia mencatat bahwa penolakan warga telah menyebabkan pabrik gula tersebut berhenti beroperasi selama hampir satu pekan.

Namun, hingga akhir pertemuan, warga tetap menolak truk besar dengan beban puluhan ton melewati jalan golongan III yang ada di dusun mereka.

Mereka menyatakan bahwa truk besar hanya akan diperbolehkan lewat jika satu ruas jalan di dusun telah diperkuat dengan konstruksi beton.

“Kalau hanya ditambal, pasti hanya sehari dua hari jalan akan rusak lagi begitu truk besar yang mengangkut batu bara dan gula lewat,” ujar Wawan, tokoh pemuda Dusun Jajagan.

Ubaidilah alias Kaji Obet, salah satu tokoh warga, menambahkan bahwa sikap warga yang ngotot menolak truk besar melintas disebabkan oleh kekecewaan atas janji-janji penguatan jalan yang belum terealisasi.

“Jalan kelas III dilewati truk besar dengan beban mungkin sampai 40 ton atau lebih, ya pasti hancur. Apa ini tidak melanggar aturan?” kata Obet.

Ia juga menyoroti banyaknya pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan akibat jalan yang berlubang.

Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas PUPR Kabupaten Blitar, Hamdan Zulfikri Kurniawan, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya belum dapat menganggarkan perbaikan ruas jalan di Dusun Jajagan tersebut.

Ia menekankan bahwa komitmen PT RMI untuk menyediakan material perbaikan seharusnya menjadi solusi sementara.

PT RMI, yang dikendalikan oleh produsen gula terbesar Asia, Mitr Phol Group, diresmikan pada akhir periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari investasi prioritas untuk mendirikan 10 pabrik gula.

Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 2019 di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.

Jalan sepanjang sekitar 8 kilometer yang menghubungkan jalan nasional ke pabrik gula PT RMI memiliki status jalan golongan III.

Namun, truk-truk besar yang mengangkut gula dan batu bara tetap melintasi jalur tersebut, menyebabkan kerusakan yang berulang.

Warga beberapa desa yang dilalui jalur tersebut telah melakukan aksi protes, termasuk penanaman pohon pisang di lubang-lubang jalan yang rusak pada Minggu (26/1/2025) malam.

Pada tahun 2023, pemerintah pusat melalui Inpres Jalan Daerah (IJD) mengalokasikan dana sekitar Rp 58 miliar untuk membangun jalan beton di jalur tersebut, meskipun realisasinya baru mencakup kurang dari separuh panjang jalur utama menuju PT RMI.

Akhir 2024, anggaran IJD kembali dikucurkan untuk melanjutkan pembetonan jalur tersebut, namun hanya terealisasi 1,6 kilometer, menyisakan 3 kilometer ruas jalan yang belum dibeton, termasuk ruas jalan di Dusun Jajagan.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/13/051031478/warga-desa-di-blitar-tolak-truk-besar-melintas-di-jalur-menuju-pabrik-gula

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com