Dalam dua hari terakhir, sebanyak lima ekor babi dilaporkan mati. Ciri-ciri babi yang terserang penyakit ini diawali dengan penolakan untuk makan dan minum.
Saat ini, harga babi berkisar antara Rp 6-7 juta per ekor. Ini yang membuat warga khawatir mereka akan terus merugi.
Lima ekor babi yang mati tersebut ditemukan di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari.
Hingga saat ini, kasus kematian babi ini belum dilaporkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan.
Rina Nikasari (45), seorang warga Wonokitri, mengaku masih terkejut melihat hewan peliharaannya mati.
Ia menjelaskan bahwa bobot babi miliknya sudah mencapai 1,5 kwintal dan siap dijual atau dipotong.
"Jika dijual, harganya mencapai 6-7 juta rupiah," ungkapnya, Rabu (12/02/2025).
Rina menambahkan, sebelum mati, babi-babinya tidak mau makan dan minum selama dua hari.
"Seperti takut melihat makanan dan air. Kemudian lemas dan akhirnya mati," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dalam merawat babi, pakan dan kandang harus benar-benar aman dari udara dingin yang ekstrem.
Rata-rata, kandang babi di kawasan Gunung Bromo berada di lereng perbukitan dengan angin yang kencang dan dingin.
"Kalau wabah ini tidak segera teratasi, bisa menular ke ternak atau kandang lainnya, dan kami bisa rugi," tambahnya.
Kepala Desa Wonokitri, Wirya Aditya, menyatakan bahwa penyebab kematian babi-babi tersebut belum diketahui.
Menurutnya, warga selama ini memperlakukan babi seperti biasa. Namun, dalam dua pekan terakhir, 25 ekor babi di desanya mati mendadak.
"Benar, sebelum babi itu mati, rata-rata tidak mau makan dan minum. Selang tiga hari, babi itu kemudian mati," katanya.
Sebagai langkah pencegahan, warga yang memiliki babi melakukan disinfeksi sesuai anjuran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan setelah pengambilan sampel darah pada Senin (10/02/2025) lalu.
"Warga di sini berharap agar dinas yang sudah melakukan uji sampel darah pada babi memberikan hasil dan tindak lanjut agar warga tidak terus merugi karena babinya mati," harap Wirya.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan mencatat 70 ekor babi mati di dua desa, dengan rincian 20 ekor di Desa Wonokitri dan 50 ekor di Desa Sedaeng.
Pihak dinas telah mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan dan pengambilan sampel darah babi.
Selain itu, upaya pencegahan penularan wabah juga dilakukan dengan memberikan obat dan disinfektan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/12/110903478/jumlah-babi-mati-di-pasuruan-bertambah-warga-syok-takut-terus-merugi