Salin Artikel

Kisah Junjung dan Fenny, Pasutri yang Disatukan Pernikahan Beda Agama

Junjung, 45 tahun, menikah dengan Fenny, 51 tahun, yang merupakan seorang single mom, setelah menjalin hubungan selama dua tahun.

Keduanya resmi menikah tiga tahun lalu meskipun berasal dari latar belakang agama yang berbeda, Junjung sebagai seorang Muslim dan Fenny beragama Katolik.

Junjung dan Fenny bertemu di Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat mereka menempuh pendidikan.

“Kami bertemu karena sama-sama alumni Universitas Gadjah Mada (UGM),” ungkap Junjung saat berbagi kisah perjalanan cinta mereka.

Setelah dua tahun berkenalan, Junjung merasa siap melangkah ke jenjang pernikahan.

“Kami sudah saling cinta dan sayang, kami punya komitmen yang searah. Ya sudah kami memutuskan untuk menikah,” tambahnya.

Kedua pasangan ini tumbuh dalam keluarga yang religius.

Junjung berasal dari keluarga Muslim yang taat, sedangkan Fenny dari keluarga Katolik.

Namun, keduanya bersyukur karena keluarga mereka tumbuh dalam lingkungan yang toleran, dengan beberapa anggota keluarga yang juga menikah beda agama.

“Dari orangtua, kakak dan mbakyu saya tidak tertutup. Keluarga saya tidak ada masalah. Bagaimana anak-anaknya menjalani dan memilih agama-agama sendiri juga tidak masalah,” ujar Junjung.

Meskipun begitu, teman-teman Fenny sempat meragukan keputusan mereka.

“Ada yang bilang, seiman saja akhirnya berpisah, bagaimana dengan yang beda agama. Perbedaannya terlalu kontras ya,” kata Fenny.

Sebelum menerima lamaran Junjung, Fenny memastikan bahwa mereka memiliki visi yang sama tentang kehidupan pernikahan.

“Saya lebih bersikap dewasa. Persamaan itu penting, tetapi perbedaan itu juga penting,” tambahnya.

Proses menuju pernikahan tidaklah mudah bagi keduanya.

Mereka harus mengurus anulasi pernikahan Fenny sebelumnya di gereja dan memenuhi syarat administratif di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

“Kami menikah dengan akad sesuai syariat Islam. Kemudian kami melakukan pemberkatan di gereja,” kata Junjung.

Fenny menjelaskan bahwa untuk mengesahkan pernikahan beda agama secara hukum, mereka harus menjalani pernikahan secara agama terlebih dahulu.

“Jadi akhirnya memang harus menikah dulu secara agama, mendapatkan surat, baru diakui, dicatatkan di kabupaten sipil. Lalu menjadwalkan pemberkatan pernikahan di gereja,” ujarnya.

Pasangan ini terlihat serasi pada hari pernikahan mereka. Fenny mengenakan kebaya putih saat akad dan gaun anggun saat pemberkatan, sementara Junjung tampil gagah menggunakan jas.

Setelah tiga bulan menjalani kehidupan rumah tangga, Fenny merasa bahagia meskipun ada perbedaan agama.

“Kalau Pak Junjung lagi puasa, saya ikut menemani meskipun saya belum kuat untuk puasa. Tapi saya menemaninya saat sahur dan buka,” tuturnya.

Fenny juga menambahkan bahwa perayaan Natal menjadi momen yang menyenangkan karena suaminya ikut merayakan.

“Pas Natal Pak Junjung juga ikut merayakan. Jadi kami sangat menikmati,” ujarnya.

Junjung dan Fenny menyadari bahwa pernikahan beda agama tidaklah mudah, tetapi mereka saling menguatkan dan percaya bahwa cinta mereka dapat mengatasi semua rintangan.

“Harus yakin dulu bahwa pernikahan beda agama itu sah. Harus jujur dan mengikuti sistem,” kata Junjung.

Fenny juga menekankan pentingnya menghilangkan keraguan bagi pasangan beda agama yang ingin menikah.

“Ragu itu awal, kalau terus-terusan ragu malah red flag. Kalau ragu, sebaiknya mungkin tidak usah dilakukan menurut saya,” ujarnya.

Untuk pasangan muda yang berencana menikah beda agama, Fenny mengingatkan agar mereka memastikan kesiapan secara psikis dan emosional.

“Kalau memang sudah cinta, mau beda agama itu harus diyakini bahwa itu yang terbaik. Kalau satu pihak saja yang yakin, maka akan berat sebelah. It takes two for a tango, sama-sama mengupayakan,” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/11/054759278/kisah-junjung-dan-fenny-pasutri-yang-disatukan-pernikahan-beda-agama

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com