Banyak fasilitas umum dan rumah warga rusak.
Kepala BPBD Situbondo, Sruwi Hartanto menyatakan bahwa sampai sekarang jumlah kerugian mencapai sekitar Rp 52 miliar.
Jumlah tersebut masih belum final dan kemungkinan akan bertambah.
"Iya benar, kerugian yang didata sekitar Rp 52 miliar dan kemungkinan masih bertambah," katanya pada Senin (10/2/2025).
Dia juga menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Situbondo telah meningkatkan status tanggap darurat, sehingga pemerintah dapat menggunakan dana bantuan tidak terduga (BTT).
"Dana BTT itu untuk memperbaiki rumah dan fasilitas umum yang rusak total," katanya.
Menurutnya, fasilitas umum yang perlu diperbaiki adalah tanggul dan beronjong yang jebol akibat banjir.
Jika fasilitas tersebut bisa diperbaiki, banjir tidak akan menerjang rumah kembali.
Dalam data BPBD Situbondo, kerusakan rumah warga dan fasilitas umum yang tercatat ada 42 bangunan.
Kerusakan mencakup rumah warga, sekolah, beronjong, tanggul, dan tembok penahan tanah.
"Selama peristiwa banjir kemarin, banyak dari komunitas yang membantu dan menyumbang untuk keperluan warga," ucapnya.
Informasi sebelumnya menyebutkan bahwa banjir bandang terjadi di sejumlah wilayah, yakni di Kecamatan Mlandingan, Jatibanteng, Besuki, Kendit, dan Panarukan sejak 3 Februari 2025.
Banjir disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan tanggul sungai yang jebol.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/10/223048678/kerugian-banjir-bandang-di-situbondo-capai-rp-52-miliar