Pemindahan 99 makam itu dilakukan setelah tanah area TPU di kelurahan tersebut longsor diterjang banjir menyusul hujan deras yang turun di wilayah itu.
Lurah Krajan, Fuhham Rosihul Ilmi, yang dikonfirmasi Kompas.com, Senin (10/2/2025) siang, menyatakan, 99 makam dipindahkan setelah terdapat belasan makam rusak akibat tanah longsor diterjang banjir dari Sungai Mejayan.
“Relokasi kami lakukan setelah bermusyawarah dan ada kesepakatan dengan ahli waris. Relokasi kami lakukan selama dua hari, yakni Jumat (7/2/2025) dan Sabtu (8/2/2025),” kata Ilmi.
Ilmi menjelaskan, akibat tanah longsor yang terjadi akhir Januari 2025, ada 17 makam yang hilang terbawa derasnya arus sungai.
Sementara 82 makam lainnya terdampak endapan banjir dan berada di zona rawan longsor.
Menurut Ilmi, ada dua tempat relokasi makam yang terdampak tanah longsor.
Pertama, 65 makam direlokasi ke makam yang baru, dan sisanya sebanyak 34 makam digeser ke makam lama namun berada di wilayah aman dari tanah longsor.
Ia kembali menekankan, pemindahan ke makam baru dan menggeser ke makam lama merupakan hasil musyawarah antara para ahli waris makam dengan pemerintah daerah.
Namun, untuk pemindahan ke makam yang sama, harus ada makam keluarga atau kerabat yang berada di zona aman.
“Selain itu, keluarga atau kerabat memberikan izin makamnya akan ditindih dengan jenazah keluarga lain."
"Setelah disetujui, proses pemindahan makam melibatkan semua para ahli waris, dan kami datangkan untuk menyaksikan agar tidak terjadi kekeliruan,” ungkap Ilmi.
Untuk pemindahan 99 makam itu, Pemkab Madiun melibatkan 75 warga Kelurahan Krajan, TNI, Polri, relawan, dan tenaga kesehatan.
Tak hanya itu, beberapa mobil ambulans disiapkan untuk membawa jenazah yang dimasukkan dalam peti baru ke lokasi makam baru yang berjarak sekitar dua kilometer.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/10/141555578/diterjang-tanah-longsor-99-makam-di-mejayan-madiun-dipindahkan