Salin Artikel

Saat Bayi Usia 2 Hari Pun Ikut Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis...

Dengan mengenakan kerudung serut berwarna coklat, dia menggendong buah hatinya yang baru berusia dua hari masuk ke dalam Puskesmas.

Ya, Maimunah ingin mengikuti program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), yang hari ini dimulai secara serentak di Tanah Air.

Warga Desa Pangarangan ini datang ke puskesmas ditemani adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Sang adik ikut membantu membawakan susu dan popoknya dalam sebuah tas kecil untuk keponakannya.

Saat memasuki ruang ibu hamil dan bersalin di puskesmas, Maimunah berkali-kali terlihat mengamati hilir mudik perawat. Lalu, dia mengalihkan pandangan pada anaknya dengan wajah penuh kasih.

Ibu muda ini tampak tidak tenang saat tangis bayi perempuannya pecah dan suaranya memenuhi ruangan. Saat itu, sang bayi sedang mendapatkan sejumlah pemeriksaan.

Bayi Maimunah menjalani pemeriksaan untuk deteksi dini hormon tiroid, penyakit jantung bawaan, skrining untuk memantau pertumbuhan anak, dan glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency, atau defisiensi enzim G6PD.

Maimunah adalah satu dari sekian banyak warga yang datang pagi itu untuk ambil bagian dalam program baru Pemerintah ini. Dia pun mengaku senang bisa memeriksa kesehatan dan tumbuh kembang anak secara gratis.

Dengan begitu, kata Maimunah, dia bisa lebih awal melakukan antisipasi jika ada gejala penyakit yang akan anaknya derita.

"Saya senang. Karena kalau ada kelainan atau apa-apa, bisa dideteksi sejak dini," tutur Maimunah dengan wajah semringah.

Uniknya, Maimunah sudah memeriksakan bayinya meskipun belum memiliki nama. Dia mengaku telah menyiapkan dua nama, namun belum ada yang dipilih.

"Belum ada (namanya). Sebenarnya sudah ada dua nama, tapi belum fix," sebut dia.

Kendala aplikasi Satu Sehat

Sementara itu, di hari pertama PKG digelar, sejumlah kendala muncul, di antaranya aplikasi Satu Sehat sulit diakses.

Padahal setiap warga yang hendak memanfaatkan program PKG harus terdaftar di JKN dan memiliki akun di aplikasi Satu Sehat.

Di samping itu, pihak puskesmas juga berencana untuk menyiapkan jadwal khusus bagi warga yang akan melakukan pemeriksaan secara gratis.

Sebab, tahapan pemeriksaan kesehatan dalam program itu cukup banyak sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama.

"Kami berencana untuk program PKG ini, akan dijadwalkan satu minggu sekali. Nanti kalau semakin banyak, harinya akan kami tambah," kata Drg. Novia Sri Wahyuni, Kepala Puskesmas (Kapus) Pamolokan.

Dokter Novi -demikian sapaan akrab Kapus Pamolokan itu, juga menyatakan, hingga hari ini belum ada ketentuan mengenai pemenuhan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), alkes, dan reagen khusus untuk program PKG itu, termasuk pagu anggaran untuk realisasi program tersebut.

"Kami masih akan terus koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan P2KB Sumenep," tutur dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/10/134210478/saat-bayi-usia-2-hari-pun-ikut-program-pemeriksaan-kesehatan-gratis

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com