Salin Artikel

Nestapa Pegawai Honorer di Lumajang, Dikontrak Setahun tapi Baru 1,5 Bulan Mau Diberhentikan

Pasalnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan penghapusan pegawai honorer yang tidak terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Beragam pekerjaan yang mereka jalani, mulai dari penjaga malam, petugas kebersihan, sopir, hingga staf di kedinasan, terancam berakhir.

Meskipun para pegawai tersebut baru saja menandatangani kontrak baru yang berlaku hingga Desember 2025, mereka kini dihadapkan pada kemungkinan pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon.

Rofiul, salah satu pegawai di Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Lumajang, mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan pemerintah yang mendadak.

Ia merasa terkejut karena baru saja menandatangani kontrak pada Januari 2025.

"Awalnya kaget, dulu memang dikasih tahu kalau tidak boleh angkat honorer lagi, saya kira ya itu, tapi ternyata yang tidak masuk ke database BKN juga ikut kena," kata Rofiul di Lumajang, Jumat (7/2/2025).

Kabar tentang pemberhentian atau perumahan pegawai ini disampaikan Rofiul melalui atasannya di Diskominfo Lumajang.

Ia dihadapkan pada pilihan sulit antara bertahan dengan gaji swadaya sambil menunggu formasi outsourcing pada pertengahan tahun atau mencari pekerjaan lain.

Lantaran belum menemukan pekerjaan baru, Rofiul memilih bertahan meskipun dengan gaji swadaya.

Ia juga telah mengajukan permohonan kepada pimpinan untuk diizinkan mencari pekerjaan sampingan selama masih bekerja di Pemkab.

"Sudah dikasih tahu, pilihannya itu bertahan tapi gaji swadaya atau pergi, karena belum ada pekerjaan lain lagi jadi saya pilih bertahan sambil cari pekerjaan sampingan," ungkapnya.

Rofiul berharap kepala daerah yang baru dapat memberikan solusi bagi pegawai kontrak yang terancam dirumahkan.

"Ya harapannya siapa tahu nanti pejabat yang baru bisa kasih kami solusi pekerjaan dimanapun, yang penting masih bisa kerja," harapnya.

Berbeda dengan Rofiul, Varel, mantan pegawai Diskominfo Lumajang, memilih ikhlas menghadapi situasi tersebut.

Ia langsung mengajukan surat pengunduran diri setelah mendengar kabar tentang rencana pemberhentian pada pertengahan Februari 2025.

"Awalnya saya memang mau resign sebelum tanda tangan kontrak baru, tapi waktu itu dibilang kurang tenaga, akhirnya saya perpanjang. Jadi ada kabar mau dihapus ini kesempatan bagi saya untuk mengundurkan diri," ujar Varel.

Setelah mengundurkan diri, Varel kini terjun ke dunia wirausaha. Ia menjadi pengawas minimarket dan penyedia barang untuk toko.

Ia juga merencanakan untuk membuka kafe di Yosowilangun.

"Setelah resign saya mengelola toko di Yoso, sekarang juga lagi proses untuk buka kafe di Yoso, semoga semuanya lancar," pungkasnya.

Kondisi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh pegawai honorer di seluruh Indonesia, seiring dengan upaya pemerintah dalam merampingkan birokrasi dan meningkatkan efisiensi.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/07/194908078/nestapa-pegawai-honorer-di-lumajang-dikontrak-setahun-tapi-baru-15-bulan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com