Tindakan ini dilakukan setelah tiga siswa di sekolah tersebut dinyatakan positif demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa petugas melakukan pengasapan di seluruh ruang kelas SDN Kolor II.
Selain itu, pengasapan juga dilakukan di ruang guru, gudang, area parkir, dan sejumlah lokasi terbuka yang basah serta terdapat genangan air.
Kepala Sekolah SDN Kolor II, Budi Haryono, menyatakan bahwa kegiatan pengasapan ini bertujuan mencegah agar tidak ada siswa lain yang terinfeksi DBD.
"Kalau sebelum-sebelumnya, siswa hanya sakit panas biasa," ungkap Budi saat memberikan keterangan kepada Kompas.com.
Budi menambahkan bahwa para siswa yang dinyatakan positif DBD terdiri dari siswa kelas dua, lima, dan enam.
Siswa kelas dua sudah menjalani opname di rumah sakit selama hampir satu minggu, sementara dua siswa lainnya telah kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.
"Karena sakitnya tidak berbarengan," ujarnya.
Pengasapan di seluruh lingkungan sekolah ini merupakan yang pertama kali dilakukan, mengingat jumlah siswa yang positif DBD terhitung cukup banyak.
Meski demikian, pihak sekolah tidak pernah meliburkan para siswa. Proses belajar mengajar tetap berlangsung seperti biasa.
Sementara itu penanggung jawab DBD Puskesmas Pandian, Mohammad Hari Wahyudi, mengungkapkan bahwa selama tahun 2025, pihaknya telah melakukan pengasapan sebanyak tiga kali.
Namun, pengasapan di lingkungan sekolah adalah yang pertama kali dilakukan.
"Tahun ini, kami sudah tiga kali lakukan pengasapan. Tapi untuk sekolah, ini baru pertama kali," ungkapnya.
Sebelumnya, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengalami lonjakan tinggi selama bulan Januari.
Data dari Dinas Kesehatan dan P2KB mencatat ada 178 orang yang dinyatakan positif DBD akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri, menjelaskan bahwa jumlah warga yang positif DBD di awal tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kasus DBD di bulan Januari ini lebih tinggi dari tahun lalu," kata Syamsuri.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/06/183515678/satu-sekolah-difogging-setelah-tiga-siswa-positif-dbd