Akibatnya, sebanyak tiga kecamatan di lereng Gunung Semeru terdampak hujan abu vulkanik dengan intensitas sedang hingga tinggi.
Kecamatan di lereng Gunung Semeru yang terdampak hujan abu antara lain Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, dan Pasrujambe.
Koordinator Pos Pantau Curah Kobokan, Sugiyono menjelaskan, hujan abu disebabkan oleh angin kencang yang menerjang kawasan puncak dan membuat material vulkanik Gunung Semeru yang masih mengendap di atas berguguran dan terhempas angin.
"Jadi material vulkanik dari letusan yang terjadi setiap hari yang masih di atas itu diterpa angin dan menyebabkan hujan abu," kata Sugiyono di Lumajang, Kamis (6/2/2025).
Selain membuat tiga kecamatan terdampak hujan abu vulkanik, kencangnya angin juga membuat kolom asap erupsi Gunung Semeru sulit teramati. "Angin kencangnya juga membuat kolom asap letusan sulit diamati," tambah dia.
Akibat hujan abu, warga yang beraktivitas di sekitar lereng Gunung Semeru terpaksa harus menggunakan masker dan kacamata pelindung agar terhindar dari paparan debu vulkanik yang beterbangan.
Kepala Desa Supiturang, Nurul Yaqin mengungkapkan, cuaca buruk di puncak Gunung Semeru sudah terjadi sejak Minggu (2/2/2025).
"Ini angin kencang yang terjadi di tebing-tebing Gunung Semeru membuat abu beterbangan sampai ke desa sini. Ini bukan karena erupsi, tapi longsor-longsor yang terjadi di tebing-tebing," sebut dia.
Agar terhindar dari masalah kesehatan akibat terpapar debu vulkanik, Yaqin mengimbau warga untuk memakai pelindung diri saat beraktivitas di luar rumah.
"Dampaknya abu banyak beterbangan, masyarakat kami imbau pakai masker buat perlindungan pernapasan, dan kacamata agar tidak kelilipan karena debu," tambah dia.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/06/180959778/puncak-gunung-semeru-diterjang-badai-3-kecamatan-terdampak-hujan-abu