Salin Artikel

UMKM Terjerat Pinjol Rp 200 Juta Akibat Penipuan, Pemkot Surabaya Sebut Tak Ada Program Pinjaman

Peringatan ini disampaikan setelah terungkapnya kasus penipuan yang menimpa 14 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati, menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memiliki program bantuan utang untuk pemilik UMKM.

"Kemarin sudah bilang ke kelurahan (Sememi), kecamatan (Benowo), komunitas UMKM agar berhati-hati dengan penipuan," kata Dewi saat dikonfirmasi, Kamis (6/2/2025).

Ia menambahkan bahwa kasus penipuan ini mengakibatkan kerugian sekitar Rp 200 juta.

Dewi menjelaskan, Pemkot Surabaya tidak pernah memberikan pinjaman berupa uang tunai untuk modal usaha.

"Karena kami (Pemkot Surabaya) memang tidak pernah memberikan pinjaman berupa uang tunai untuk modal," ujarnya.

Salah satu korban, Ardi Sumarta (46), warga Jalan Sememi Kidul, Benowo, menceritakan bahwa ia mempercayai pelaku, Bramasta Afrizal Riyadi, karena dikumpulkan di Kelurahan Benowo.

"Katanya pelaku bagian umum (Pemkot Surabaya). Ini id card-nya, menunjukkan aplikasi tulisannya Pemkot, ada namanya dia, NIP (Nomor Induk Pegawai), sama pakai baju putih kayak petugas," ucap Ardi.

Ardi mengungkapkan bahwa sebelumnya ia pernah mendapatkan bantuan pinjaman dari perusahaan komunikasi, sehingga ia merasa yakin dengan tawaran pelaku yang mengaku dari Pemkot Surabaya.

"Kami warga bawah ketika disampaikan program Pemkot kami membantu. Tapi kalau warga diginikan bawa nama Pemkot, siapa yang bisa melindungi, kami juga merasa resmi," ujarnya.

Menurut Ardi, penipuan tersebut berawal dari undangan kepada UMKM dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Sememi.

"Diundang LPMK Sememi, setelah itu dikumpulkan di kelurahan, Minggu (24/10/2024). Namanya Bram ngaku dari Pemkot," kata Ardi saat ditemui di tokonya, Selasa (4/2/2025).

Pria bernama lengkap Bramasta Afrizal Riyadi tersebut menawarkan program bantuan pinjaman kepada 14 UMKM dengan bunga 0 persen.

"Lalu diminta unduh aplikasi pinjaman online, katanya Bram aplikasi ini di bawah naungan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sekaligus sponsor resmi yang sudah ditunjuk Pemkot," ujarnya.

Ardi juga menambahkan bahwa Bram meyakinkan istrinya, Febriana Risanti (39), saat menjaga warung burger miliknya dengan menunjukkan berbagai bukti sebagai petugas Pemkot Surabaya.

"Akhirnya, Ardi merasa Bram memang petugas Pemkot Surabaya yang bisa memberikan bantuan kepada UMKM. Dia pun merelakan memberikan fotokopi KTP, verifikasi wajah, dan foto diri," ungkapnya.

Selanjutnya, Ardi diminta menandatangani kontrak dengan dalih untuk mencairkan uang pinjaman sebesar Rp 26 juta.

"Saya cek ada tagihan di sana (2 aplikasi pinjaman online), tanggal 25 November. Ada Rp 12 juta (pembelian) liontin dan Rp 14 juta kuku palsu, terus alamat pengiriman Cirebon," ucapnya.

Hingga saat ini, Ardi mengaku belum menerima uang yang dipinjam dan terus berusaha menghubungi Bram, namun tidak pernah mendapatkan respons.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/06/162646878/umkm-terjerat-pinjol-rp-200-juta-akibat-penipuan-pemkot-surabaya-sebut-tak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com