Salin Artikel

4 Fakta Pesawat Latih API Jatuh di Perairan Banyuwangi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pesawat latih milik Akademi Penerbangan Indonesia (API) Banyuwangi jatuh di perairan Gumuk Kantong, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa (4/2/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

Akibatnya, pesawat itu rusak di beberapa bagian.

Berikut fakta-fakta terkait jatuhnya pesawat API tersebut.

1. Bawa dua penumpang

Pesawat latih membawa dua penumpang, yaitu satu instruktur dan satu taruna. Keduanya selamat dan langsung dibawa ke klinik API Banyuwangi.

“Pilot dan taruna selamat,” ungkap Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra.

2. Pesawat menukik

Diungkap polisi, pesawat tersebut mendadak terbang rendah dan menukik ke arah pantai hingga akhirnya jatuh dalam posisi terbalik, kurang lebih 100 meter dari bibir Pantai Gumuk Kantong.

Jatuhnya pesawat dan proses penyelamatan dua penumpang menjadi tontonan warga sekitar, sebab insiden pesawat jatuh tersebut berada di kawasan wisata.

3. Ditarik maual

TNI, Polri, nelayan, dan masyarakat sekitar berupaya mengevakuasi pesawat latih tersebut dengan cara manual, yaitu ditarik menggunakan tali. Ratusan orang terlibat dalam proses evakuasi tersebut.

Proses evakuasi sempat terkendala air pasang dan mengakibatkan pesawat lebih sulit ditarik ke daratan.

“Terkendala pasir basah karena air laut sempat pasang. Posisi pesawat jatuhnya terbalik, otomatis tertimbun pasir,” kata Danden TNI AU Rajegwesi Banyuwangi, Peltu Salikul.

4. Evakuasi hingga dini hari

Dengan bantuan ratusan orang, proses evakuasi akhirnya berhasil dilakukan hingga pukul 1 dini hari.

Bangkai pesawat kemudian dibawa ke API Banyuwangi yang berlokasi di Kecamatan Blimbingsari.

Pesawat yang jatuh dalam kondisi terbalik itu kini mengalami kerusakan pada sayap yang rusak dan miring.

Namun demikian, kerusakan tersebut bukan sepenuhnya terjadi saat kecelakaan, melainkan karena proses evakuasi.

“Kerusakan sebetulnya saat evakuasi. Saat kecelakaan tidak begitu terlihat rusak,” tutur Peltu Salikul.

Selain kerusakan di bagian sayap, menurut petugas, kerusakan juga tampak pada bagian roda pendaratan depan.

Usai berhasil dievakuasi, pesawat latih yang jatuh itu dipreteli dan diangkut menggunakan truk, serta ditowing menuju ke sekolah penerbangan API Banyuwangi.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/05/091907978/4-fakta-pesawat-latih-api-jatuh-di-perairan-banyuwangi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com