"Bulan Februari pasti meledak. Dalam sehari bisa 50 lebih orderan," ungkap Asya Rinjani (22), pemilik Kalerose Florist, saat ditemui di tokonya di Jalan Karimata No 6, Samata House, Ngagel, Surabaya, Senin (03/02/2025).
Di balik tingginya permintaan tersebut, Asya dan pasangannya, Aan Susanto (24), telah menyiapkan strategi matang jauh-jauh hari.
Mereka mengaku bahwa persiapan untuk Valentine dimulai sejak bulan Januari.
"Januari itu kami benar-benar prepare untuk Valentine. Mulai dari foto produk, katalog bunga edisi khusus, konten promosi, semuanya harus siap," ujar Asya, yang telah menjalani bisnis ini selama tiga tahun.
Valentine 2025 menjadi momentum bagi Kalerose untuk mengubah strategi bisnis.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mereka kini mematenkan hanya 10 model bunga spesial Valentine, setelah sebelumnya menerima pesanan custom tanpa batas.
"Dulu kami terima model apa saja sesuai permintaan klien. Sekarang kami lebih fokus ke produk yang sudah kami standardisasi kualitasnya," ungkap Aan.
Penetapan harga juga menjadi kunci sukses Kalerose. Dengan harga mulai Rp 100.000, mereka menyasar segmen menengah yang menginginkan bunga berkualitas dengan harga terjangkau.
Mereka bahkan menyediakan opsi pembelian per tangkai bagi pelanggan yang ingin berkreasi sendiri.
"Kami juga punya bunga awet yang bisa bertahan 3-4 tahun. Ini untuk menjawab keluhan pelanggan yang takut bunganya cepat layu," tambah Asya.
Kalerose juga cerdik dalam mengelola sumber daya manusia. Dengan empat karyawan part-time, mereka menerapkan sistem shift yang fleksibel.
"Anak-anak masuk 3-4 kali seminggu, disesuaikan dengan volume orderan," ungkap Aan.
Menariknya, Kalerose tidak mengandalkan Valentine sebagai satu-satunya sumber pendapatan.
Mereka rutin mengadakan event bulanan seperti promo "pick your own flowers" seharga Rp 75.000, yang terbukti efektif menarik pelanggan ke toko mereka yang relatif tersembunyi.
"Event bulanan ini jadi cara kami mempertahankan cashflow di luar peak season," ungkap Asya, yang juga aktif menggelar workshop dan pop-up di berbagai tempat.
Kolaborasi menjadi strategi jitu lainnya untuk meningkatkan penjualan.
Tahun lalu, workshop bersama Universitas Petra berhasil menarik 100 peserta.
Tahun ini, mereka menggandeng kafe, bakery, dan perajin bunga rajut untuk menciptakan produk kolaborasi spesial Valentine.
"Kolaborasi ini win-win solution. Kami dapat exposure lebih luas, partner dapat produk spesial untuk konsumen mereka," ujar Aan.
Di era digital, Kalerose juga pandai membaca tren. Tahun ini, mereka mengadopsi tema Korean soft drama untuk konten promosi Valentine.
"Bukan cuma K-pop atau K-food yang trending, florist juga harus bisa mengikuti selera pasar," tambah Asya.
Meski bisnis berkembang pesat, Asya dan Aan tetap menjaga kualitas dengan terus belajar.
"Setiap hari kami belajar hal baru, dari jenis bunga sampai karakter pelanggan. Di bisnis ini tidak ada kata berhenti belajar," ungkap Asya.
Menjelang Valentine 2025, mereka juga menyiapkan flower pop-up bar di depan toko.
"Ini cara kami memberikan pengalaman berbeda. Pelanggan bisa memilih langsung bunga yang mereka inginkan," ungkap Aan.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/04/173231078/raup-untung-dari-valentine-florist-muda-surabaya-ungkap-strategi-hadapi