Salin Artikel

Polisi Beberkan Kronologi Pengeroyokan Petugas SPBU di Surabaya Usai Tegur Matikan Rokok

Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso, menjelaskan bahwa insiden tersebut bermula ketika salah satu korban, Aziz Muktamarudin (25), sedang memantau proses pengisian bahan bakar dari truk ke tandon SPBU sekitar pukul 15.00 WIB.

"Tiba-tiba muncul mobil yang parkir dekat truk tangki Pertamina yang sedang melakukan pengisian. Pengemudinya turun dan merokok," ungkap Rizki saat dikonfirmasi, Kamis (30/1/2025).

Kemudian, Aziz meminta pengemudi mematikan rokoknya, mengingat potensi kebakaran akibat asap rokok di area pengisian BBM.

Namun, permintaan tersebut ditolak dan berujung pada pemukulan terhadap Aziz.

"Korban membalas dengan pukulan, namun dilerai oleh Reza Lesmana (23), rekan kerja Aziz," tambah Rizki.

Reza juga menjadi sasaran pemukulan tanpa alasan yang jelas dari pelaku.

Beberapa pegawai SPBU yang menyaksikan kejadian tersebut segera melerai.

Setelah insiden itu, pelaku pergi sambil mengancam akan kembali dengan teman-temannya.

Sekitar pukul 17.00 WIB, pelaku bersama enam temannya kembali ke SPBU untuk mencari Aziz dan Reza.

Saat itu, Aziz berada di kamar mandi, sementara Reza sedang bertugas di Pompa Bensin 3.

"Ketujuh pelaku langsung menyerang Reza secara bersamaan, lalu beralih menyerang Aziz yang baru keluar dari kamar mandi," ujar Rizki.

Akibat serangan tersebut, Aziz mengalami luka di pelipis mata kanan yang mengeluarkan darah.

Setelah melakukan pengeroyokan, pelaku meninggalkan lokasi dengan berjalan kaki menuju Jembatan Jalan Ngagel.

Rizki menambahkan bahwa pihaknya masih mendalami kasus ini dan sedang mencari identitas tujuh pelaku yang terlibat.

Sebelumnya, Aziz menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi saat dia sedang menjaga SPBU.

"Ada customer yang mau ke kamar mandi, tidak beli BBM. Waktu keluar, dia sudah dalam keadaan merokok," kata Aziz di tempat kerjanya, Senin (27/1/2025).

Aziz menegur pengemudi yang merokok di area SPBU tersebut dengan baik-baik, namun tidak diindahkan.

"Saya suruh matiin rokoknya, tetapi tidak mau. Kejadiannya di sini, dekat kamar mandi, depan musala, dekat tangki bongkar BBM," ujarnya.

Setelah terlibat adu mulut, situasi semakin memanas dan berujung pada aksi saling pukul.

"Pria itu merasa dikeroyok oleh petugas SPBU dan mengancam akan membawa banyak temannya. Sekitar pukul 16.00 WIB, tujuh orang pria datang untuk menyerang," ungkap Aziz.

Ia mengalami luka di pelipis, benjolan di belakang kepala, serta lebam di bagian mata kanan dan bibir berdarah.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/31/072526178/polisi-beberkan-kronologi-pengeroyokan-petugas-spbu-di-surabaya-usai-tegur

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com