Salin Artikel

Berebut Tumpeng Durian di Pasuruan

PASURUAN, KOMPAS.com - Warga Desa Kronto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menggelar acara selamatan desa dengan membuat tumpeng raksasa berisi buah durian setinggi 15 meter, Selasa (28/01/2025).

Ratusan orang yang menghadiri acara itu langsung berebut untuk mendapatkan durian yang sudah disiapkan panitia.

Usai terdengar bunyi gong petanda dimulainya pesta durian, warga langsung berebut durian di bagian paling bawah. Tak lebih dari lima menit, sebagian warga beranjak naik ke kerangka untuk meraih buah durian yang berada lebih tinggi.

"Hati-hati ya Pak, awas kulit durian tajam. Anak-anak jangan mendekat. Jangan dilempar ya Pak," pesan MC yang terdengar dari sound system.

Iringan bacaan shalawat pun terdengar dari ribuan pengunjung. Seolah membius agar warga tidak semakin berebut.

Warga yang bisa naik ke rangka tumpeng punya cara agar tidak terluka. Mereka bekerja sama untuk memungut durian dengan aman.

"Tetap hati-hati Pak, awas jangan sampai dilempar. Ayo sambil baca shalawat," pasan dari MC.

Kurang dari 30 menit, sebanyak 2025 buah durian yang diperebutkan pun ludes, hanya menyisakan rangka tumpeng yang terbentuk dari bambu.

Salah satu peserta, Abdul Wahid mengaku sangat senang datang dan bisa berebut durian. Dia mengaku sudah berniat mendatangi acara itu jauh hari sebelum pelaksanaan. Bahkan, dia datang lebih pagi pukul 06.00 WIB sebelum acara dimulai.

"Saya tahu acara bakal ramai dan tahun lalu macet. Jadi saya berangkat lebih pagi," katanya.

Agar mendapat lebih banyak durian, dia bersama tetangganya harus berbagi tugas. Dia mendapatkan bagian durian dua biji untuk dibawa pulang, sedangkan durian yang sudah siap santap, langsung dinikmati beramai-ramai.

"Yang penting senang bareng-bareng Pak, dua buah durian dibawa pulang," katanya penuh senang.

"Di saat hujan seperti ini, durian lokal asli desa kami cukup berlimpah panennya. Jika hujan lebih jarang, dijamin kualitas durian makin oke," ujar Sodin.

Di Desa Kronto, tanaman durian tumbuh subur. Bahkan, setiap warga yang mempunyai halaman kosong di depan atau samping rumahnya, dipastikan ada pohon durian.

"Di desa sini hampir semua warga saya punya pohon durian. Karena tanah di sini sangat cocok," terangnya.

Desa Kronto menghasilkan durian jenis kasmin, laron, apem hingga durian jenis montong.

"Kalau jenisnya banyak Mas. Durian kami banyak dijual di luar kota. Sidoarjo atau Surabaya. Di sini paling mahal Rp 75.000. Kalau sudah di laur kota harganya bisa mencapai di atas Rp 100.000," katanya.

Selain wujid syukur, acara tumpeng durian tersebut juga menjadi sarana promosi.

"Tadi warga yang menonton ada yang nge-live di TikTok atau Instagram. Durian lokal kami dapat diadu nikmatnya dengam durian impor" katanya sembari tersenyum.

Perlu akses jalan yang layak

Desa Kronto merupakan desa terluar di sisi timur wilayah Kabupaten Pasuruan. Akses menuju desa tersebut tidak semulus jalan desa atau kelurahan yang dekat dengan perkotaan. Sebagian akses jalan mengelupas karena hujan dan sebagian jalan menuju kebun atau kantong-kantong pohon durian masih berupa bebatuan.

Pj Bupati Pasuruan Nurkholis berharap kepada bupati dan wakil bupati terpilih untuk dapat mempercantik akses jalan menuju Desa Kronto. Selain itu, dirinya berharap pemilik kebun tidak mudah mengalihfungsikan lahan atau kebun durian.

"Karena Kronto ini surganya durian, jadi sayang sekali kalau tiba-tiba dalam beberapa tahun ke depan ada alih fungsi lahan. Jadi pertahankan kebun durian ini sebagai warisan yang akan diturunkan sampai ke generasi mendatang" harapnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/28/211144978/berebut-tumpeng-durian-di-pasuruan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com