Salin Artikel

Cerita Damkar Surabaya, Tangani "Ayu Ting-Ting" hingga Usir Kecoa di Kos

Slogan ini bukan sekadar jargon bagi petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Surabaya, melainkan pelajaran berharga dari pengalaman mereka.

Kerap ada laporan palsu, yang dalam bahasa internal mereka dijuluki "Ayu Ting-ting" alias "Alamat Palsu" -sesuai judul lagu hits sang biduan.

Moh. Nazarrudin Faqih (38), Komandan Regu Rayon PMK Kecamatan Jambangan, Surabaya, dalam perbincangan dengan Kompas.com, Selasa (28/1/2025) mengungkapkan, dulu timnya sering mendapat laporan yang ternyata palsu.

"Kalau dulu sering ada yang zonk. Jadi petugas mendapat laporan bahwa di titik ini ada kebakaran, penyelamatan, atau evakuasi, pas didatangi ternyata nggak ada."

Meski begitu, kata dia, pengalaman pahit ini tidak membuat semangat mereka surut. Sebaliknya, hal ini memperkuat komitmen mereka untuk tetap responsif terhadap setiap panggilan.

"Sekarang kalau pun ada panggilan yang masuk ke wilayah kami, tetap kami datangi. Entah di lokasi zonk apa enggak, yang penting kita tetap siap," tegas dia.

Dengan sistem shift 3-3-3 (tiga hari jaga siang, tiga hari jaga malam, tiga hari libur), setiap regu yang terdiri dari empat orang harus siap 24/7.

Bahkan saat libur besar seperti Idul Fitri, tugas tetap berjalan. "Yang pas shift-nya ya jaga," ujar Faqih.

Di era digital ini, panggilan darurat melalui call center 112 menjadi lebih terverifikasi.
Namun, tim Faqih tetap memegang prinsip untuk merespons setiap panggilan, terlepas dari keraguan akan keabsahannya.

“Secara nasional report time-nya itu 15 menit, kalau di Surabaya report time-nya 7 menit,” ungkap dia.

Wilayah kerja Rayon PMK Jambangan meliputi tiga kecamatan. Dengan dua kecamatan secara utuh (Jambangan dan Gayungan) dan satu kelurahan di Kecamatan Wonokromo (Karangrejo).

Meski beberapa bulan terakhir tidak ada panggilan kebakaran, tim tetap sibuk dengan berbagai tugas evakuasi.

Tugas unik

"Kalau kejadian unik banyak, Mas. Beberapa waktu lalu ada jari orang masuk ke sel jendela, ada jari masuk lubang gagang sapu, ada juga balita yang kepalanya kemasukan mainan berupa drum untuk anak-anak," sebut dia.

Di musim hujan, tugas mereka bertambah dengan evakuasi hewan liar yang masuk ke rumah warga.

"Kebanyakan evakuasi hewan masuk rumah, seperti biawak, ular. Ada juga kemarin anak kos cewek minta bantuan keluarkan kecoa di kosnya," sambung dia.

Level risiko menjadi pertimbangan dalam menentukan peralatan yang dibawa. "Terkadang melihat situasi seperti mengeluarkan kecoa, itu cukup pakai motor."

"Kalau yang sulit, seperti menangkap ular, baru pakai mobil," sambung dia.

Pengalaman menghadapi laporan palsu justru memperkuat prinsip kerja mereka.
"Mending tertipu, daripada kecolongan," tegas Faqih lagi.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/28/172346578/cerita-damkar-surabaya-tangani-ayu-ting-ting-hingga-usir-kecoa-di-kos

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com