SURABAYA, KOMPAS.com – Lampion merah menyala, aroma masakan menguar, deretan stan kuliner siap memanjakan lidah di Jalan Kembang Jepun, Bongkaran, Surabaya pada akhir pekan lalu.
Menjelajahi wisata kuliner di Kya-Kya Kembang Jepun menjelang Imlek 2025 bukan sekadar berburu destinasi makanan yang ada di sana, melainkan perjalanan sensori budaya yang hidup.
Terutama ketika menjelang imlek tahun ini. Wisata yang kental akan nuansa pecinan seperti Kya-Kya Kembang Jepun ini tentu tak luput dari perhatian pengunjung.
Setiap pekannya, ratusan pengunjung mendatangi tempat ini untuk sekadar menikmati suasananya atau secara khusus menikmati wisata kulinernya.
Apalagi, tentang rencana adanya perayaan menjelang Imlek di sini, malah mengundang antusiasme pengunjung yang akan datang.
Michael Wijaya Tanto, Wakil Ketua Wisata Kampung Pecinan Kapasan Dalam, mengungkapkan rencana event yang juga akan digelar di Kya Kya Kembang Jepun.
"Kami tak hanya menggelar acara di WKP Kapasan Dalam pada 26 Januari, tapi juga pada 1-2 Februari di Kembang Jepun," ujarnya.
Sambil menikmati suasana keramaian di Kya Kya Kembang Jepun yang akan diisi oleh event-event spesial menjelang Imlek, Fitri, mahasiswa pendatang, mengungkapkan kesan personalnya.
"Ketika di sini saya nggak cuma makan saja. Menurut saya ini momen 'healing' dan jelajah kuliner dengan nuansa pecinan yang menarik."
Jalanan sejauh 750 meter ini memperlihatkan harmoni budaya. Banyak bangunan tua yang menyambut pengunjung dengan penuh rasa.
“Bangunannya juga khas Tionghoa, banyak ornamennya” tambahnya.
Sebelum masuk ke gerbang gapura, misalnya, pengunjung akan disuguhkan pantulan lampion merah dari dalamnya.
Ada juga, para penarik becak wisata yang menawarkan jasa untuk keliling area sana.
Becak-becak tradisional yang berkeliling di area Kembang Jepun ini. “Tadi sebelum masuk ada becak-becakkan. Tarifnya Rp 20 ribu untuk keliling sekitar sini,” Rahmat, pengunjung bersama keluarganya.
Jalanan Kembang Jepun ini selalu ditutup pada malam Sabtu, atau long weekend dan diubah menjadi arena kuliner penuh kejutan.
Deretan stan makanan baik tradisional maupun modern khas Tionghoa maupun Surabaya sangat memanjakan pengunjung.
Bakso ikan yang renyah, mie ayam berkuah kental, dimsum menggoda semuanya menjadi primadona. Setiap hidangan memiliki cerita tersendiri.
"Menjelang Imlek, suasana semakin meriah. Nggak soal makanan saja sih, tapi momen kebersamaan juga," tambah Rahmat.
Selain itu, arsitektur bangunan tua, lampion merah menyala, musik pengiring khas Tionghoa menciptakan kesan atmosfer magis.
“Saya suka ke sini kalau pas akhir pekan. Enak untuk melihat-melihat bangunan khas pecinan dan kulineran. Di sini setiap pekannya kayak punya nuansa tersendiri,” tegasnya lagi.
Setiap sudut di Kya Kya Kembang Jepun menceritakan perjalanan sejarah Tionghoa di Surabaya, mempertemukan masa lalu dan kini dalam satu lanskap kuliner.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/27/130511778/malam-jelang-imlek-di-kya-kya-kembang-jepun-gugah-selera-dan-bangkitkan