Salin Artikel

Arema Dikalahkan Persib, Lagu “Pecat Gomes” Berdengung di Stadion Soepriadi

Persis setelah laga dalam putaran kedua Liga 1 musim 2024-2025 itu berakhir, mereka berkumpul di seberang pintu utama Stadion Soepriadi dan mulai menyanyikan yel-yel serta lagu.

Isi yel-yel dan lagu itu berisi ungkapan kekecewaan atas kekalahan yang dialami klub pujaan mereka dengan iringan sebuah drum.

“Pecatlah Gomes. Pecatlah Gomes. Pecatlah Gomes sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga,” demikian salah satu lirik lagu yang mereka nyanyikan merujuk pada pelatih baru Arema FC, Jose Manuel Gomes da Silva alias Ze Gomes.

Nyanyian berisi tuntutan agar Gomes dipecat sepertinya merupakan ungkapan kekecewaan yang meningkat setelah dalam tiga laga pertama di putaran kedua kompetisi Liga 1 ini Arema FC mengalami kekalahan.

Para anggota Aremania itu meneriakkan nyanyian tersebut lebih keras lagi ketika bus yang membawa para pemain dan kru Arema FC keluar dari area stadion menuju ke hotel.

Di hadapan awak media, pelatih asal Portugal yang menggantikan Joel Cornelli itu, mengungkapkan keyakinannya bahwa kinerja Arema FC akan terus membaik ke depan.

Ia juga mengatakan, masih ada cukup banyak kesempatan bagi Arema FC karena masih ada 14 laga lagi dalam putaran kedua kompetisi Liga 1 ini setelah menghadapi Persib Bandung.

Hal itu disampaikan Gomes saat menjawab pertanyaan awak media tentang mulai munculnya kekecewaan pendukung atas kekalahan berturut-turut Arema FC.

Pada kesempatan yang sama, pemain Arema FC Arkhan Fikri menyebut, dua dari tiga gol yang menjebol gawang Arema FC sebagai sebuah kecolongan. Padahal pada babak pertama kesebelasan Singo Edan bermain bagus.

“Ya ini kami kecolongan saja. Di babak kedua kami seperti kurang kompak, seperti kehilangan arah,” ujar Arkhan.

Bermain agresif di babak pertama, gawang Arema FC justru lebih dulu kebobolan pada menit ke-33 lewat sundulan Tyronne del Pino.

Pada menit ke-45, pemain depan Arema FC, Charles Lokolingoy, berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 -juga melalui sundulan- yang memanfaatkan umpan gelandang Julian Guevara.

Meski tetap bermain agresif di babak kedua, gawang Arema FC justru kebobolan dua gol lagi hingga berakhirnya pertandingan yang berlangsung di tengah guyuran hujan itu.

Gol kedua dan ketiga Persib Bandung dicetak oleh Tyrone del Pino di menit ke-67 dan Gervane Kastaneer di menit ke-83.

Sebelumnya, Gomes menggantikan Cornelli sebagai pelatih Arema FC setelah berakhirnya putaran pertama kompetisi Liga 1.

Kekalahan Arema FC ini menjadi kekalahan ketiga selama menjalani putaran kedua kompetisi Liga 1 2024/2025.

Sebelumnya, saat bermain away melawan Dewa United pada 11 Januari 2025, Arema FC kebobolan dua gol.

Selanjutnya, saat menghadapi Borneo FC pada 19 Januari 2025 lalu, Arema FC kalah dengan kedudukan 1-3.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/24/215518878/arema-dikalahkan-persib-lagu-pecat-gomes-berdengung-di-stadion-soepriadi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com