Dentuman beduk menciptakan suasana yang menegangkan di tengah berjalannya pertandingan Persewangi Banyuwangi melawan Persebo 1964, berpadu dengan irama rancak musik terbangan hadrah atau rebana.
“Kami dari seniman Selendang Sutro, Sobo,” terang koordinator seniman kuntulan.
Jam'an mengatakan, tim keseniannya diminta oleh suporter Persewangi Banyuwangi untuk mendukung dan mewarnai jalannya pertandingan. “Kami tampil full selama pertandingan dengan total 15 orang pemain,” ujarnya.
Sebagai pendukung Persewangi Banyuwangi, Jam'an senang bisa menghibur masyarakat sekaligus menyaksikan tim kebanggaan masyarakat Banyuwangi itu berlaga.
“Sambil kerja bisa lihat tim kesayangan. Saya lihat Persewangi mulai ada kemajuan, semoga maju terus,” harap dia.
Salah satu penonton, Mika, warga Kecamatan Srono, yang juga menyaksikan pertandingan, mengaku baru pertama kali melihat adanya penampilan seni kuntulan di stadion bola.
Dia mengaku antusias. “Pengalaman pertama nonton bola ada kuntulan, tegang sama serunya dapat banget. Ada saja idenya,” puji Mika.
Sementara itu, dalam pertandingan tersebut, Persewangi Banyuwangi menumbangkan Persebo 1964 Bondowoso dengan skor 3-1.
Kemenangan itu didapat dari tendangan Lutfi Bachtiar pada menit 15 dan 80, serta sepakan kaki kiri Anies Mujiono pada menit 77 yang memastikan tim tersebut lolos ke babak 16 besar Liga 4 Jatim.
“Saya bilang pemain di tim ini harus siap. Kalian semua (para pemain) adalah yang terbaik."
"Maka tampilkan permainan yang terbaik dan harus punya motivasi memenangkan laga. Dan hari ini perjuangan tim membuahkan hasil,” kata Pelatih Persewangi, Alexander Saununu.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/24/214748378/seni-kuntulan-di-stadion-diponegoro-antar-kemenangan-persewangi