Selama dua hari, akses jalan darat menuju perkampungan terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 80 sentimeter.
Seiring dengan menurunnya ketinggian air Sungai Bengawan Solo, banjir yang menggenangi seluruh akses jalan kampung mulai surut.
"Kemarin dua hari banjir tidak bisa lewat kendaraan, dan tadi malam akses jalan keluar sudah surut, tinggal jalan di perkampungan yang masih terendam banjir," ungkap Yusuf, salah satu warga, kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2025).
Banjir yang melanda perkampungan yang dihuni sekitar 200 kepala keluarga tersebut merupakan kejadian yang hampir rutin terjadi setiap kali Sungai Bengawan Solo meluap.
Hal ini disebabkan perkampungan warga terletak di bantaran sungai dan tidak memiliki tanggul penahan banjir.
"Jadi, kalau Sungai Bengawan Solo meluap bisa dipastikan akan banjir, karena lokasinya ada di bantaran sungai," ungkap Yusuf.
Saat banjir terjadi, warga biasanya lebih memilih menyelamatkan barang-barang di rumah ke tempat yang lebih tinggi.
Meskipun sering terjadi banjir, warga kampung tidak lagi panik saat menghadapi situasi ini.
Banyak rumah warga yang telah ditinggikan fondasinya sehingga air tidak masuk ke rumah.
"Kalau debit airnya tinggi biasanya akan masuk rumah warga. Tapi, banjir kali ini hanya beberapa rumah yang terendam," tambahnya.
Didik, warga lain yang terdampak banjir, juga menyatakan bahwa saat banjir, sebagian warga memilih tetap berada di rumah masing-masing.
Bagi warga yang perlu beraktivitas di luar, mereka terpaksa menggunakan perahu karena akses jalan masuk kampung terendam banjir.
"Kemarin akses jalan sempat terputus, dan pihak BPBD Bojonegoro juga telah mengirim bantuan untuk warga terdampak banjir," kata Didik kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2025).
Dengan kondisi yang mulai membaik, warga Dusun Mojopencol berharap agar bencana serupa tidak kembali terjadi pada masa mendatang.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/24/142013078/sempat-terisolasi-warga-terdampak-banjir-di-bojonegoro-mulai-beraktivitas