Vaksin tersebut kemudian dibagikan ke empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang tersebar di wilayah Lumajang, yaitu di Pasirian, Lumajang, Klakah, dan Senduro, dengan masing-masing UPT menerima 2.500 dosis.
Kepala Puskeswan Pasirian, Totok Suprayitno, mengungkapkan bahwa jumlah vaksin yang diterima masih belum mencukupi untuk seluruh ternak di wilayahnya.
Menurut Totok, populasi ternak di bawah naungan UPT Puskeswan Pasirian, yang meliputi Kecamatan Pasirian, Pronojiwo, Candipuro, dan Tempursari, mencapai sekitar 17.000 ekor.
"Keseluruhan kabupaten dapat 10.000 dosis dan dibagi ke 4 Puskeswan, kami terima 2.500," kata Totok di Lumajang, Selasa (21/1/2025).
Dengan jumlah vaksin yang terbatas, Totok menekankan pentingnya tindakan pencegahan PMK secara mandiri oleh masyarakat.
Ia mengimbau agar masyarakat rajin membersihkan kandang dan memberikan ramuan empon-empon atau rempah-rempah untuk menjaga daya tahan tubuh ternak sapi dan kambing agar tidak terpapar virus PMK.
"Sebenarnya masyarakat harus kooperatif, jaga kebersihan kandang dan yang penting berikan empon-empon supaya sapi tidak mudah diserang penyakit," jelasnya.
Bagi masyarakat yang ingin memberikan vaksin kepada ternaknya namun tidak mendapatkan jatah dari pemerintah, mereka dapat mengajukan vaksin mandiri.
Namun, vaksin mandiri ini dikenakan biaya sekitar Rp 70.000, berbeda dengan vaksin dari pemerintah yang tidak dipungut biaya.
"Vaksin mandiri bisa, biayanya sekitar Rp 60 ribu-70 ribu, memang vaksinnya beda dengan yang dari pemerintah," kata Totok.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/21/213121678/10000-dosis-vaksin-pmk-di-lumajang-dinilai-masih-kurang-banyak