NGAWI, KOMPAS.com - Curah hujan yang tinggi membuat petani cabai di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, merugi. Sebab, intensitas hujan yang tinggi menjadikan cabai layu dan membusuk.
Keluhan itu disampaikan beberapa petani di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, yang mengaku merugi akibat cuaca ekstrem yang terjadi dalam dua pekan terakhir.
"Tanaman cabai kami yang siap panen banyak rusak, akibat hujan deras beberapan hari terakhir. Bahkan, cabai di setengah hektar lahan saya rusak semua," kata Parin (45), petani asal Desa Dadapan, Minggu (19/1/2025).
Menurut Parin, penyemprotan dan pemberian pupuk sudah dilakukan untuk menyelamatkan tanaman cabainya. Namun, lantaran curah hujan yang tinggi, tanaman cabainya rusak.
Parin mengatakan, saat ini dirinya hanya dapat memanen 50 kilogram cabai. Hasil panen itu belum mampu menutup biaya produksinya meski harga cabai di pasaran tinggi.
"Tingkat kerusakan cabai cukup parah. Jadi hanya cabai yang kondisinya baik saja yang bisa dipanen," jelas Parin.
Parin mengaku dirinya sudah memanen delapan kali cabai di lahannya. Hanya saja, ia belum mendapatkan untung meski harga cabai sangat tinggi saat ini.
"Harga jual cabai memang tergolong tinggi kisaran Rp 80.000 hingga Rp 85.000 per kilogram. Dengan harga seperti itu belum bisa menutup biaya produksi karena banyak cabai yang rusak," jelas Parin.
Senada dengan Parin, Titik, petani lainnya mengatakan, tanaman cabainya rusak sekitar 60 persen. Kondisi itu menjadikan petani tak mendapatkan panen cabai yang menguntungkan.
"Sekarang kami belum bisa balik modal, karena banyak yang rusak," ujar Titik.
Terhadap kondisi itu, Titik bersama petani cabai lainnya hanya bisa pasrah. Cabai yang baik dikumpulkan lalu dijual ke tengkulak.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/20/081333178/cabai-layu-dan-membusuk-petani-di-ngawi-merugi