Salin Artikel

Dari Timnas ke Politik, Aris Budi Prasetyo Tetap Berjuang di Dunia Sepak Bola

PASURUAN, KOMPAS.com - Semangat dan kecintaan Aris Budi Prasetyo pada sepak bola tetap menyala meski ia telah menginjak usia 49 tahun.

Selain berkecimpung di dunia sepak bola, Aris juga aktif di dunia politik sebagai wakil rakyat.

Awal Januari lalu, dalam babak 64 Besar Liga 4 2024/2025 Jawa Timur, Aris menerima tawaran untuk melatih klub Liga 4 yang bermarkas di Ponorogo.

Pemilik klub tersebut meminta bantuannya untuk mempersiapkan tim. Aris bersedia dengan satu syarat, semua persiapan dilakukan di Kota Pasuruan.

"Saya tidak masalah yang penting saya bisa membantu. Karena kalau tidak main akan kena sanksi karena sudah 2 musim tidak ikut, jadi wajib ikut," ujar Aris Budi kepada Kompas.com.

Meskipun manajemen klub sempat khawatir mengenai biaya, Aris tetap berkomitmen untuk membantu.

Ia bahkan mencari pemain muda dari Pasuruan untuk memperkuat tim menjelang kompetisi yang semakin dekat.

Ia juga mendaftarkan beberapa pemain senior dengan honor yang sangat minim.

"Saya diberikan pemain yang bisa main tanpa honor. Jadi saya cari tambahan pemain muda kelahiran 2006, 85 persen dari mereka sudah pernah bermain di kompetisi resmi," imbuhnya.

Selama Liga 4 2024/2025, Aris tidak hanya berperan sebagai pelatih tetapi juga ikut bermain.

Dalam laga pertama melawan Perspa Pacitan, hasil pertandingan berakhir imbang 0-0, dan pada laga kedua melawan Persinga Ngawi, timnya kalah 0-1.

"Di pertandingan pertama saya masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-66. Tidak ada yang berani mengganti." 

"Saya juga lupa memberi instruksi jadi tidak ada yang berani mengganti. Akhirnya ada waktu 30 menit saya masuk," ujar Aris, yang pernah bermain untuk timnas Indonesia di Piala Asia 2004.

Meskipun sudah lama pensiun dari kompetisi profesional, Aris tidak merasa ragu untuk kembali merumput.

"Ini pertama kalinya saya main di kompetisi resmi setelah pensiun. Terakhir main di liga profesional pada tahun 2010, 15 tahun lalu," ujarnya.

Bermain dalam kompetisi resmi pada usia hampir 50 tahun bukanlah hal yang mudah, terutama berhadapan dengan pemain yang jauh lebih muda.

Namun, Aris tetap memberikan contoh semangat kepada pemain-pemain muda di timnya.

"Ya kesannya saya teringat masih muda lagi. Banyak yang komentar di YouTube kalau saya masih berani juga sliding." 

"Tidak ada muncul rasa waswas, padahal saya pernah cedera ACL. Cuma memang kecepatan saja yang berkurang banyak, jadi agak lambat. Tapi insting main bola masih," tuturnya.

Setelah pensiun, Aris tetap aktif di dunia sepak bola melalui Aris Budi Soccer Academy (ABSA) di Pasuruan dan menjabat sebagai anggota DPRD Kota Pasuruan.

"Semua yang saya miliki, termasuk rumah dan mobil, saya dapatkan dari sepak bola. Bahkan saya jadi anggota dewan juga karena sepak bola," katanya.

Meskipun banyak orang menganggap aktivitasnya padat, Aris menikmati kesibukannya dengan disiplin.

"Saya nikmati saja, hidup ini enjoy aja. Kalau ada waktu ngelatih ya ngelatih. Hidup saya apa adanya, tidak terbebani," sambungnya.

Untuk menjaga kebugaran, Aris menjalani program latihan yang ketat dan berhasil menurunkan berat badan hingga 12 Kg.

"Saya dari dulu selalu disiplin untuk istirahat. Saya jam 1/2 10 (pukul 21.30) malam sudah tidur, subuh bangun. Jadi waktu istirahat saya cukup, itu terbiasa sejak jadi atlet sampai sekarang," ungkapnya.

Aris menambahkan, "Di politik kadang-kadang kan sampai malam-malam. Kalau ada meeting saya izin dulu tapi kalau memang darurat saya bisa sampai larut malam. Alhamdulillah dengan kedisiplinan itu saya lebih bugar," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/16/113244578/dari-timnas-ke-politik-aris-budi-prasetyo-tetap-berjuang-di-dunia-sepak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com