Hingga Rabu (15/1/2025), tercatat sebanyak 116 ekor sapi telah mati akibat penyakit ini.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi, Supriyanto, menjelaskan bahwa sapi yang terjangkit PMK mencapai 736 ekor.
“Dari jumlah itu, sebanyak 116 ekor mati. Sedangkan sapi yang sembuh ada sebanyak 440 ekor,” ungkap Supriyanto saat dikonfirmasi.
Sebagai langkah penanganan, Pemkab Ngawi telah menerima bantuan 3.500 dosis vaksin PMK dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Petugas akan segera melakukan vaksinasi terhadap hewan yang sehat hingga akhir Januari 2025.
Supriyanto menambahkan, setelah vaksin PMK tahap pertama habis, Pemkab Ngawi akan mendapatkan tambahan vaksin dari Pemprov Jatim.
Sementara itu, hewan yang terjangkit PMK akan terus mendapatkan pengobatan dari petugas.
Uji laboratorium terhadap sampel swab sapi yang mati mendadak di Ngawi menunjukkan hasil positif PMK, berdasarkan analisis dari laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta.
Namun, laboratorium tidak menemukan indikasi penyakit penyerta parasit darah.
"Indikasi kuat sapi mati mendadak yang terjangkit PMK akibat kembung yang berakibat fatal," ujar Supriyanto.
Ia juga menambahkan bahwa sapi yang terjangkit PMK mengalami gangguan metabolisme yang disebabkan oleh cuaca ekstrem, terutama hujan deras yang mengakibatkan suhu dingin.
“Daun pakan yang lebih banyak mengandung air menjadikan sapi kembung. Kondisi ini memperparah sapi yang terinfeksi PMK,” demikian Supriyanto menegaskan.
Sementara itu, petugas dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta, terus mengambil sampel darah dari sapi milik petani di Kabupaten Ngawi untuk memantau dan mendiagnosis lebih lanjut penyebaran penyakit ini.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/16/095755778/116-ekor-sapi-mati-pemkab-ngawi-siap-suntik-3500-dosis-vaksin-pmk