Salin Artikel

Awal Januari 2025, Kasus DBD di Jember Capai 56 Kasus, 1 Meninggal

JEMBER, KOMPAS.com - Kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencapai 56 kasus hingga Rabu (15/1/2025).

Dari jumlah tersebut, satu orang meninggal dunia karena keterlambatan penanganan.

Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jember dr. Rita Wahyuni menjelaskan, laporan kasus demam berdarah yang masuk sebanyak 293 kasus. Namun, yang dipastikan terkena DBD sebanyak 56 orang.

"Satu kasus meninggal dunia di wilayah Kecamatan Tanggul. Pasien meninggal di RS Jatiroto Lumajang karena keterlambatan penanganan," kata Rita kepada Kompas.com via telepon, Rabu.

Dia menambahkan, pada 2024, kasus DBD di Jember sebanyak 1.584 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 12 orang.

Menurut dia, pasien demam berdarah yang meninggal dunia karena telat dibawa ke fasilitas layanan kesehatan sehingga telat mendapatkan penanganan.

Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat yang sudah terdapat gejala DBD agar segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.

Dinkes Jember, kara dia, bersama puskesmas dan klinik kesehatan berupaya untuk mencegah kasus DBD. Di antaranya dengan menggerakkan masyarakat bersama Muspika setempat untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan kegiatan menguras, menutup dan mengubur tempat penampungan air hujan (3M Plus).

"Selain itu, mencegah gigitan nyamuk dengan pemasangan kawat kasa, kelambu, obat anti-nyamuk dan pemberian larvasida," papar dia.

Upaya lain yakni meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan melalui gerakan 1 rumah 1 juru pemantau jentik (Jumantik).

"Kami juga memantau jentik di institusi pendidikan, pesantren, perkantoran dan tempat-tempat umum (TTU) dengan memperdayakan siswa, santri, karyawan dan kader sebagai juru pemantau jentik di lingkungan masing-masing," jelas dia.

Hal itu diharapkan dapat mencegah penularan penyakit DBD di Kabupaten Jember.

"Selain itu juga melakukan fogging pada kasus positif," ucap dia.

Dinkes juga menyarankan agar fasilitas kesehatan tingkat pertama tidak menunda rujukan apabila penderita membutuhkan penanganan di faskes lanjutan.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/15/180759278/awal-januari-2025-kasus-dbd-di-jember-capai-56-kasus-1-meninggal

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com