SURABAYA, KOMPAS.com - Berdasarkan sistem informasi kesehatan hewan (iSIKHNAS) per 13 Januari 2025 pukul 16.00 WIB, sebanyak 12.934 ekor hewan ternak sapi di Jawa Timur terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Dari jumlah itu, sebanyak 689 ekor sapi (5,4 persen) mati, dan 272 ekor sapi (2,1 persen) dipotong paksa.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan, 12.934 sapi yang terkena PMK hanya 0,4 persen dari total populasi sapi yang ada di Jatim sebanyak 3,3 juta ekor.
"Dari total 12.934 sapi yang terserang PMK, sebanyak 8.500 ekor (65 persen) dalam proses pengobatan, sebanyak 3.473 ekor (26 persen) sudah sembuh atau recovery," kata Adhy Karyono kepada wartawan, Selasa (14/1/2025).
Meski populasi sapi yang terserang PMK hanya 0,4 persen, pihaknya terus menggencarkan penyaluran vaksin PMK sebagai upaya antisipasi penularan.
Ketersediaan vaksin PMK pada Januari 2025 sebanyak 12.500 dosis dari bantuan Kementerian Pertanian. Melihat kebutuhan yang banyak, akhir Januari nanti, Pemerintah Provinsi Jatim akan mengalokasikan 320.000 dosis vaksin PMK.
"Yang sudah diberikan ke masyarakat 25.000 dosis vaksin. Bulan depan kita juga akan ada tambahan 1,4 juta dosis vaksin dari Kementan. Kekurangannya kita akan membeli lagi dan untuk peternakan yang sudah besar, semua sepakat akan dilakukan pengobatan secara mandiri," terangnya.
Upaya lain untuk mengantisipasi penyebaran, salah satunya dengan mengendalikan lalu lintas hewan ternak antar-daerah.
"Pintu-pintu yang harus kita jaga adalah lalu lintas antar-provinsi. Yang boleh masuk hanya yang sudah divaksin. Jadi ini mohon kesadaran kepada pemilik sapi untuk tetap waspada," ujarnya.
Selain mengendalikan lalu lintas pergerakan hewan ternak, puluhan pasar hewan di Jatim juga ditutup sementara. Pasar hewan dianggap sebagai salah satu episentrum penyebaran PMK.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/14/192122178/12934-sapi-di-jatim-terjangkit-pmk-689-mati-272-dipotong-paksa