Salin Artikel

Sempat Ganggu Warga, Sampah Menumpuk di Rumah Kosong di Surabaya Dibersihkan

Sebelumnya, lokasi tersebut menjadi tempat pembuangan sampah sembarangan, yang dikeluhkan oleh warga sekitar.

Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto, menyatakan bahwa petugas telah diterjunkan untuk membersihkan area tersebut.

"Sudah saya bersihkan, sama pohon-pohonnya sudah tak tebangi. Sama Pak RW akan pasang plakatnya, papan imbauan (dilarang buang sampah)," ungkap Dedik saat dikonfirmasi pada Kamis (9/1/2025).

Dedik juga menambahkan bahwa pihaknya telah meminta rekaman CCTV yang menunjukkan pelaku pembuang sampah di bangunan kosong tersebut.

Video ini akan digunakan sebagai bukti untuk melaporkan kasus ini ke aparat kepolisian.

"Saya minta beberapa sudah punya videonya, nanti saya laporkan (ke aparat kepolisian)," jelasnya.

Ketua RT 01 RW 12, Kelurahan Sidotopo Wetan, Jasman, membenarkan bahwa pembersihan sampah telah dilakukan setelah laporan kepada pihak Kecamatan Kenjeran.

"Pembersihan (sampah) sudah, ada konfirmasi dengan RW, Camat dan Kelurahan, dan warga sudah menunggu. Kita lapor ke Pak Camat langsung ditangani sama DLH," ujar Jasman.

Meskipun sampah telah dibersihkan, Jasman menyayangkan sikap pihak pelelang rumah kosong tersebut yang tidak bertanggung jawab.

Menurutnya, keberadaan sampah di halaman bangunan itu telah mengganggu kenyamanan warga.

"Pelelang tidak hadir (saat pembersihan). Saya telepon, minta untuk kerja sama, supaya ditutup seng 3 atau 4 seng begitu saja, tapi beliau ngotot-ngotot sampai sekarang belum hubungi saya," ucapnya.

Sebelumnya, rumah kosong tersebut menjadi sorotan karena tumpukan sampah yang mengeluarkan bau tak sedap.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sampah terlihat memenuhi halaman rumah dan meluber hingga ke jalan raya.

Jasman menjelaskan bahwa rumah ini telah berganti-ganti penghuni dalam beberapa tahun terakhir, namun baru menjadi tempat pembuangan sampah dalam beberapa bulan ini.

"Sejak pertengahan tahun 2024 mulai ada yang buang sampah di sana. September kemarin warga mulai banyak yang mengeluh," kata Jasman.

Ia menegaskan bahwa masyarakat setempat yakin sampah tersebut bukan berasal dari warga mereka.

Menurutnya, rekaman CCTV menunjukkan bahwa hanya mobil yang melintas yang membuang sampah.

"Macam-macam sampahnya, ada sayur, bekas bongkar rumah, limbah rumah tangga. Yang masalah itu kan dampaknya, kalau ada bangkai atau apa kan nyebarin penyakit," ujarnya.

"Saya yakin yang buang sampah bukan warga sini. Saya lihat di CCTV punya penjual bensin, kelihatan mobilnya saja terus saya tanyakan ke yang rumahnya dekat sana, ternyata bukan," tambahnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/09/215655278/sempat-ganggu-warga-sampah-menumpuk-di-rumah-kosong-di-surabaya-dibersihkan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com