Salin Artikel

Devika Sari Beri Tanggapan soal Video Viral Camat di Surabaya Sembunyikan Dirinya

Dalam penjelasannya, Devika mengaku ketakutan karena banyak orang yang mendatangi ruangan saat rapat berlangsung.

"Di tengah rapat, tiba-tiba ada yang gedor-gedor pintu dan memanggil Pak Camat. Pak Camat membalas bahwa ia akan menemui mereka, tetapi nanti," ungkap Devika saat ditemui di kantornya, Kamis (9/1/2025).

Devika menjelaskan bahwa saat itu dia melihat banyak orang berkumpul di depan pintu ruangan camat, sehingga dia memutuskan bersembunyi di bawah meja.

"Mas Alfian ada di belakang pintu, lalu saya lari ke bawah meja. Ruangannya sempit, jadi saya tidak bisa bersembunyi di belakang Mas Alfian. Saya sudah menikah, jadi saya tahu aturan di sini," ujarnya.

Dia juga mengaku mendengar teriakan dari sejumlah orang yang meminta agar dirinya keluar dari tempat persembunyiannya.

Namun, rasa takut membuatnya tetap berada di bawah meja.

"Alasan saya tidak keluar dari bawah meja adalah karena banyak orang yang mengaku media dan memasang handphone. Saya malu, sedih, dan takut, apalagi jika ada yang membawa senjata tajam," ujarnya.

Devika akhirnya mendapatkan pertolongan dari Babinsa yang masuk ke ruangan camat.

Ia memberanikan diri untuk keluar dan berpindah ke lokasi yang lebih aman.

"Saya berada di belakang Babinsa, tetapi tetap tidak menampilkan wajah saya. Setelah keluar, saya pergi ke ruangan Bu Sekcam dan masih menangis karena takut," ucapnya.

Peristiwa ini telah menyebabkan Devika trauma dan ia sering meminta bantuan teman untuk menyelesaikan pekerjaannya di kantor.

Sebelumnya, video yang beredar di media sosial menunjukkan Camat Asem Rowo, Muhammad Khusnul Amin, didatangi oleh sejumlah orang yang menuduhnya menyembunyikan seorang wanita di dalam kantornya.

Dalam video tersebut, beberapa pria terdengar berbicara dengan nada tinggi, mempertanyakan pelayanan publik yang seharusnya diberikan.

"Kamu pelayan masyarakat, kok tidak dilayani? Kamu bisa berkomunikasi baik-baik. Saya tahu, kantor kamu ini adalah kantor masyarakat," ungkap salah satu pria dalam video yang diunggah di akun TikTok @86mimbar_demokrasi.

Sejumlah orang tersebut kemudian memasuki ruangan camat untuk mengecek tuduhan tersebut, dan menyebutkan bahwa ada seorang wanita yang bersembunyi di dalam kantor.

"Camat Asem Rowo Surabaya diduga menyembunyikan seorang wanita di dalam kantornya. Bahkan Pak Camat bersikap arogan terhadap masyarakat," tulis akun tersebut dalam video yang sama.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/09/212126078/devika-sari-beri-tanggapan-soal-video-viral-camat-di-surabaya-sembunyikan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com