Cabup terpilih Muhammad Fawait menyatakan ketidakhadirannya karena sedang menjalankan ibadah umrah.
"Sudah terjadwal lama, sehingga saya hari ini sedang ada di Madinah," ungkapnya.
Fawait mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pesta demokrasi.
Menurutnya, pesta demokrasi bukan hanya tentang mencari sosok pemimpin, tetapi juga mencerminkan kedewasaan politik di Kabupaten Jember.
"Kita telah berhasil melaksanakannya dengan baik, lancar dan aman," ujarnya.
Dia menilai keberhasilan penyelenggaraan Pilkada merupakan hasil kerja semua pihak.
"Tentu dalam pesta demokrasi, ada yang kalah, ada yang menang. Yang menang tidak boleh jemawa, yang kalah tidak boleh merasa minder," tegasnya.
Fawait menambahkan bahwa baik yang menang maupun yang kalah adalah pihak yang berjuang untuk pesta demokrasi.
Fawait juga menyoroti bahwa Jember merupakan kabupaten besar, dan ini menjadi langkah baru untuk memperbaiki berbagai masalah, seperti kemiskinan dan pengangguran yang tinggi.
Ia berharap semua pihak dapat bersatu untuk membangun Jember.
"Tidak ada lagi 01 dan 02, tidak ada kubu yang menang dan kalah, kita semua adalah satu hari ini, warga Jember," paparnya.
Ia berharap masyarakat ikut berpartisipasi mewujudkan Jember yang lebih baik.
Cabup Hendy Siswanto juga tidak dapat hadir dalam acara tersebut karena sedang berada di Jakarta.
"Saya dan Gus Firjaun sebenarnya ingin menghadiri acara yang menutup rangkaian Pilkada ini," kata Hendy.
Namun, ia menyatakan bahwa ketidakhadirannya disebabkan oleh berbagai acara yang harus dihadiri sebagai bupati Jember periode 2021-2024 di Jakarta.
"Kami berharap apa yang akan dilakukan ini bisa memberikan landasan yang baik untuk keberlanjutan pemerintah Jember," ucapnya.
Hendy juga mengucapkan terima kasih kepada paslon Gus Fawait–Djoko yang telah turut memeriahkan proses demokrasi di Kabupaten Jember.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/09/200207078/alasan-dua-paslon-tak-hadiri-penetapan-bupati-wakil-bupati-terpilih-jember