Salin Artikel

35 Ekor Sapi di Blitar Mati Terjangkit PMK dalam Sebulan

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Eko Susanto, mengungkapkan bahwa pencatatan kematian sapi akibat PMK dimulai sejak 14 Desember 2024.

“Selain itu, juga 15 ekor sapi terpaksa dipotong pemiliknya karena serangan PMK ini,” ujar Eko saat ditemui di kantornya, Rabu (8/1/2025) sore.

Total kasus PMK di Kabupaten Blitar sejak 14 Desember 2024 hingga saat ini mencapai 418 kasus, yang terdiri dari 403 ekor sapi dan 15 ekor kambing atau domba.

Eko menjelaskan bahwa penyebaran PMK di Kabupaten Blitar disebabkan oleh masuknya hewan ternak dari luar daerah dan cuaca musim hujan.

“Ini penyebab umum yang juga ada di daerah lain. Musim hujan mendorong suburnya media berkembang biak bakteri dan virus,” tuturnya.

Meskipun hingga kini belum ada pasokan vaksin dari pemerintah, Eko menyatakan bahwa pihaknya berupaya keras mengedukasi peternak, khususnya peternak rakyat, mengenai penanganan hewan ternak yang terjangkit PMK dan pencegahan penyebarannya.

Ia menambahkan bahwa tingkat kematian hewan ternak yang terjangkit PMK sebenarnya sangat kecil jika ditangani dengan benar.

Gejala utama hewan ternak yang terjangkit PMK adalah munculnya luka menyerupai sariawan pada mulut, yang mengakibatkan hewan ternak enggan mengunyah pakan.

“Peternak harus telaten memberikan asupan nutrisi pada ternak yang terjangkit PMK tanpa hewan ternak harus mengunyah. Kemudian juga diberi vitamin,” ujarnya.

Eko juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan kandang untuk mempercepat proses penyembuhan.

Namun, ia mengakui bahwa dari 418 ekor hewan ternak yang terjangkit PMK, baru 55 ekor yang sembuh.

“Ledakan kasus PMK ini telah membuat banyak peternak menjual murah hewan ternak mereka ke pedagang karena takut tidak dapat menyelamatkan hewan ternak mereka jika terjangkit PMK."

"Ini yang memprihatinkan sebenarnya. Padahal hanya membutuhkan penanganan yang benar agar hewan ternak bisa sembuh,” tuturnya.

Eko menambahkan bahwa pihaknya terus mengerahkan petugas dari 12 pusat kesehatan hewan untuk melakukan pemeriksaan dan edukasi penanganan serta pencegahan PMK di 22 kecamatan di Kabupaten Blitar.

Ia juga berharap adanya kebijakan dari pemerintah pusat untuk segera merealisasikan pengadaan vaksin guna menanggulangi laju pertumbuhan kasus.

Di Kabupaten Blitar, populasi hewan berkuku belah yang dapat terjangkit PMK diperkirakan sekitar 360.000 ekor, yang terdiri dari 140.000 ekor sapi potong, 20.000 ekor sapi perah, serta kambing, domba, babi, kerbau, dan rusa.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/08/211813678/35-ekor-sapi-di-blitar-mati-terjangkit-pmk-dalam-sebulan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com