Salin Artikel

Kondisi Bayi Kasus Perdagangan di Kota Batu, Sempat Lemah dan Menguning

Sebelumnya, bayi tersebut dalam kondisi lemah dan menguning saat pertama kali dibawa ke rumah sakit.

"Bayi berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan 2.815 gram dan panjang badan 48 sentimeter, pada saat datang ke rumah sakit dalam kondisi cukup lemah dan berwarna kekuningan," ungkap Dokter Kandungan RS Bhayangkara Hasta Brata, dr Arifian Juwari SpOG, Jumat (3/1/2025).

Bayi tersebut dirawat di rumah sakit hingga Selasa (31/12/2024) sebelum diserahkan kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batu.

"Sudah dinyatakan dalam kondisi sehat dan selanjutnya sudah dilakukan serah terima bayi kepada pihak yang berwenang, dalam hal ini adalah dinas sosial," tambahnya.

Plt Kepala Dinsos Kota Batu, MD Forkan, menyatakan bahwa pihaknya telah mengirim surat kepada unit pelaksana teknis (UPT) penitipan balita di salah satu kota di Jawa Timur.

"Kami dapat ACC dan setelah ada serah terima dari rumah sakit kepada kami, kami langsung mengantarkan bayi tersebut, yang diterima dengan baik di salah satu UPT penitipan bayi," katanya.

Dinsos Kota Batu kini menunggu pihak-pihak yang berminat untuk mengadopsi bayi tersebut.

Namun, calon pengadopsi harus memenuhi beberapa syarat, termasuk kelayakan ekonomi.

"Beberapa kali kami koordinasi dengan Pak Pj Wali Kota, ada beberapa Kepala OPD yang langsung menjapri kepada kami untuk menanyakan tentang kondisi bayi." 

"Mungkin di antara mereka ada yang akan mengadopsi, manakala proses hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat tindak pidana ini telah tuntas," ujar Forkan.

Kasus perdagangan bayi ini terungkap setelah warga mencurigai seorang perempuan berinisial DFS (26) yang tiba-tiba memiliki anak.

Polisi dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Batu melakukan penyelidikan setelah menerima informasi tersebut pada Kamis (26/12/2024).

"Padahal diketahui oleh masyarakat setempat bahwa saudara DFS ini tidak pernah hamil." 

"Kemudian unit PPA Polres Batu melaksanakan penyelidikan dan didapatkan hasil bahwa bayi tersebut bukanlah anak kandungnya," kata Wakapolres Batu Kompol Danang Yudanto, Jumat (3/1/2025).

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa DFS membeli bayi laki-laki tersebut melalui akun Facebook bernama Adopter Bayi dan Bumil.

"Bayi tersebut dibeli oleh saudara DFS dengan harga Rp 19 juta, yang ditransfer ke nomor rekening salah satu tersangka, perempuan AS (32) asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur," tambahnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/03/180946278/kondisi-bayi-kasus-perdagangan-di-kota-batu-sempat-lemah-dan-menguning

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com