Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut selama tiga jam, dari pukul 15.00 WIB hingga 18.00 WIB, menjadi penyebab utama terjadinya bencana ini.
Sebagian besar desa di Kecamatan Waru mengalami banjir, termasuk Desa Ngelom, Desa Kletek, Desa Bungurasih, Desa Bangah, Kepuk Permai, Tawangsari, Kureksari, dan Deltasari.
Moch Solichan menjelaskan, curah hujan yang sangat tinggi mencapai 125 mm per jam menjadi faktor utama terjadinya banjir.
BPBD Sidoarjo saat ini masih melakukan pendataan jumlah warga yang terdampak.
Sementara itu, evakuasi menyeluruh untuk pengungsian di titik-titik terparah belum dilaksanakan.
“Kami masih mendata. Tapi satu warga lansia RW 08 di Desa Tropodo kami evakuasi,” ungkapnya.
Kecamatan Waru juga menghadapi masalah akibat luberan Sungai Buntung yang tidak mampu menampung debit air.
“Kami dan PU BMSDA sudah melakukan pemompaan, tapi airnya masih terasa di hilirnya,” tambah Solichan.
Situasi ini menuntut perhatian lebih dari pemerintah setempat untuk mengatasi banjir yang terus mengancam keselamatan dan kenyamanan warga.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/24/205203578/banjir-rendam-sejumlah-wilayah-sidoarjo-terparah-di-desa-tropodo