Salin Artikel

4 Korban Tewas Kecelakaan Tol Malang-Pandaan Km 77 karena Gegar Otak

"Penyebab tewas, menurut informasi dari dokter, adalah gegar otak," jelas Putu, Senin (23/12/2024) malam.

Kecelakaan tersebut mengakibatkan empat orang tewas, terdiri dari tiga pria dan satu wanita.

Keempat korban tewas adalah penumpang bus, yang terdiri dari sopir, kernet, dan dua pendamping siswa.

Sementara itu, jumlah korban luka masih didata oleh anggota kepolisian.

"Jumlah korban luka masih terus kami update. Karena korban dirawat di rumah sakit yang berbeda-beda, ada di Rumah Sakit Lawang Medica dan Rumah Sakit Saiful Anwar Malang," kata Putu.

Putu memastikan bahwa bus yang terlibat dalam kecelakaan tersebut mengangkut rombongan pelajar dari SMP Islam Terpadu Bogor, dengan total 48 orang, termasuk 40 siswa, enam pendamping, serta dua sopir dan kernet.

"Kami sudah konfirmasi ke Polres Bogor dan jumlahnya sesuai," pungkasnya.

Buka Crisis Center

Putu menjelaskan, Polres Malang juga telah membuka lokasi crisis center di Pelayanan Karanglo, Singosari, Kabupaten Malang, untuk memberikan informasi kepada keluarga korban kecelakaan 

Crisis Center ini berfungsi sebagai tempat bagi keluarga korban yang ingin mencari informasi mengenai kondisi para korban.

Kapolres Malang mengimbau agar keluarga korban datang ke pos pelayanan untuk mengetahui perkembangan terbaru.

"Karena korban dirawat di beberapa rumah sakit, kami sarankan keluarga korban mendatangi Crisis Center jika ingin tahu perkembangan para korban," ungkapnya saat ditemui pada Senin malam.

Sebelumnya, bus dengan nomor polisi S 7607 UW mengalami tabrakan dengan truk tronton bernomor polisi S 9126 UU di ruas tol Malang-Pandaan KM 77.

Bus tersebut membawa pelajar SMP Islam Terpadu dari Gunung Putri, Bogor, yang dalam perjalanan menuju Kampung Inggris, Kabupaten Kediri.

Kecelakaan bermula ketika sebuah truk bermuatan pakan ternak tidak kuat menanjak dan berhenti di bahu jalan.

"Truk sempat diganjal oleh sopir, namun ganjalan tersebut tidak cukup kuat sehingga truk mundur secara tidak terkendali," ungkap Putu.

Saat truk meluncur mundur, bus Tirto Agung yang melaju dari belakang dengan kecepatan tinggi tidak dapat menghindar, menyebabkan tabrakan hebat yang mengakibatkan bus terguling dan melintang di tengah jalan, sementara truk mengalami kerusakan parah pada bagian belakang.

Hingga saat ini, polisi dan petugas gabungan masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Kondisi lalu lintas di lokasi kejadian saat ini terpantau ramai lancar.

Dirlantas dijadwalkan untuk melakukan olah TKP pada Selasa (24/12/2024).

https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/23/232426878/4-korban-tewas-kecelakaan-tol-malang-pandaan-km-77-karena-gegar-otak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com