Salin Artikel

Sejumlah Daerah di Jatim Dilanda Banjir, Penyebabnya Luapan Air Sungai

SURABAYA, KOMPAS.com - Banjir melanda sejumlah daerah di Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir. Ada yang sudah surut, ada yang masih bertahan menggenangi perkumiman warga.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Satrio Nurseno mengatakan, salah satu daerah yang dilanda banjir adalah Kabupaten Lamongan. Total ada dua kecamatan yang terendam banjir pada Rabu (18/12/2024).

"(Banjir di) Kecamatan Babat dan Laren disebabkan intensitas hujan tinggi hingga Sungai Bengawan Solo meluap ke permukiman," kata Satrio saat dikonfirmasi, Kamis (18/12/2024).

Total ada 117 rumah serta dua fasilitas umum di Kecamatan Laren yang terdampak luapan air Sungai Bengawan Solo. Sedangkan, Kecamatan Babat hanya tergenang akses jalannya.

Selain itu, daerah yang juga dilanda banjir adalah Sidoarjo. Di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, banjir terjadi akibat Sungai Avour tidak bisa menampung debit air akibat hujan deras yang mengguyur pada Senin (16/12/2024).

Sedangkan, di Kecamatan Porong, Kecamatan Candi dan Kecamatan Tanggulangin, banjir karena tingginya intensitas hujan sejak Jumat (13/12/2024).

"Total warga (Porong, Candi dan Tanggulangin) terdampak ada 827 kepala keluarga. Fasilitas umum dua unit, SDN dan kantor desa terendam banjir kurang lebih 10 sentimeter," jelasnya.

Banjir juga melanda Kabupaten Pasuruan, yakni di Kecamatan Winongan, Kecamatan Grati dan Kecamatan Rejoso. Ketiga kecamatan itu dilanda banjir pada Selada (17/12/2024).

Satrio mengungkapkan, banjir tersebut sudah mulai surut pada Kamis (19/12/2024). Selain itu, tidak ada penduduk yang harus diungsikan akibat peristiwa itu.

Lebih lanjut, BPBD Jatim mengevakuasi seorang remaja berinisial, MFN (16) warga Jalan Telaga, Desa Made, Kecamatan Lamongan, yang dilaporkan tenggelam di dam pada Rabu (18/12/2024).

"BPBD Lamongan bersama unsur yang terlibat telah melakukan operasi pencarian. Korban dibawa ke RSUD Soegiri untuk dilakukan otopsi dan selanjutnya dibawa ke rumah duka," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, nelayan Sidoarjo, Mingan (74), terpaksa menjaga tambaknya yang terendam banjir selama 24 jam. Tambak seluas 4 hektar yang disewanya di Desa Gebang, Sidoarjo, terendam banjir hingga setinggi 1 meter.

Banjir tersebut telah berlangsung selama sepekan dan belum menunjukkan tanda-tanda surut.

"Paling surut 3 sentimeter. Habis itu hujan, ya naik lagi. Sekarang ada 1 meter," ungkap Mingan saat ditemui Kompas.com, Rabu (18/12/2024).

https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/20/060607978/sejumlah-daerah-di-jatim-dilanda-banjir-penyebabnya-luapan-air-sungai

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com