Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun menyatakan, hingga Selasa sore (17/12/2024), tidak ada lagi genangan air yang tersisa di wilayah tersebut.
Banjir yang melanda Ponorogo sejak Minggu malam (15/12/2024) disebabkan oleh jebolnya sejumlah tanggul.
Masun menjelaskan, ada 13 titik tanggul jebol pemicu banjir, yakni sembilan di Sungai Keyang dan empat di Sungai Sono.
“Kami akan melakukan upaya darurat dengan menutup tanggul sementara agar tidak terjadi luapan lagi,” ujar dia saat ditemui di ruang kerjanya.
Untuk penanganan darurat ini, BPBD Ponorogo akan melibatkan berbagai instansi, termasuk pemerintah daerah, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) DAS Solo, TNI, Polri, serta masyarakat setempat.
Masun menambahkan, pemerintah daerah akan mengkaji langkah-langkah untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dengan mengajukan pembangunan tanggul baru kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Sementara kami menunggu kajian yang lebih baik untuk menjadi bahan usulan ke BNPB, menyusul kunjungan dari Kepala BNPB kemarin,” sambung dia.
Hingga pukul 16.00 WIB pada hari yang sama, Masun memastikan, tidak ada lagi genangan air di tujuh kecamatan yang sebelumnya terendam banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter.
Sebanyak 150 pengungsi yang tersebar di tujuh titik pengungsian juga telah kembali ke rumah masing-masing.
“Hari ini kami pastikan pengungsi sudah tidak ada, dan genangan air juga mulai surut sejak siang tadi,” ucap dia.
Meskipun tidak ada lagi pengungsi di pos pengungsian, Masun memastikan, dapur umum akan tetap dibuka untuk memberikan bantuan makanan kepada masyarakat.
“Mereka masih kesulitan memasak karena fokus membersihkan rumah mereka,” kata dia.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/17/230232178/bpbd-ponorogo-sebut-13-titik-tanggul-jebol-picu-banjir-di-7-kecamatan