Kondisi itu terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Jombang dan Mojokerto.
Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan, mengatakan potensi hujan dengan curah tinggi dan intensitas lama tersebut diperkirakan terjadi dalam lima hingga tujuh hari ke depan.
Potensi hujan tersebut melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto.
"Potensi hujannya masih ada, terutama untuk lima sampai tujuh hari ke depan," katanya meninjau banjir di Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Kamis (12/12/2024).
Dia menjelaskan, curah hujan tinggi dengan intensitas lama memiliki pengaruh signifikan terhadap banjir maupun tanah longsor. Maka dari itu, dia menyebut perlunya meningkatkan kewaspadaan.
"Perlu antisipasi, terutama untuk daerah-daerah yang rawan banjir, juga dataran tinggi. Jika curah hujan tinggi dengan durasi lebih dari 60 menit, segera diantisipasi," kata Taufiq.
Kewaspadaan perlu ditingkatkan terutama untuk daerah Wonosalam, Kabupaten Jombang, serta Pacet, Kabupaten Mojokerto.
"Banjir bandang dan longsor itu kan akibat dari curah hujan yang tinggi dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi waktu yang cukup lama," ujar dia.
Menurut dia, tingginya curah hujan memberi kontribusi terhadap banjir di Jombang. Selain itu, kata dia, ada faktor lain yang memberikan kontribusi terhadap banjir.
"Faktor-faktor lainnya juga memberi kontribusi terhadap banjir yang terjadi di Kecamatan Kesamben (Jombang) ini," katanya.
Di antara faktor yang disebutkan Taufiq, yakni penghambat laju air di sungai atau saluran air ke daerah hilir, sehingga air meluap ke perkampungan.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/13/105153978/curah-hujan-tinggi-jombang-dan-mojokerto-diminta-waspada-banjir