Salin Artikel

Berburu "Hampers" Natal Kue Kering di Kampung Ketandan Surabaya

Hampers Natal berupa kue kering berjejer di meja mendukung suasana rumah, diiringi obrolan hangat bersama orang-orang tersayang.

Tidak hanya saat momen Idul Fitri, kue kering juga menjadi pelengkap menarik saat merayakan Natal bersama keluarga dan sanak saudara. 

Ada banyak produsen yang menawarkan hampers Natal kue kering di Surabaya. Salah satunya Diah Cookies yang berada di dalam Kampung Wisata Ketandan.

Bisa dibilang lokasinya hidden gem untuk berburu varian kue kering. Berada di Ketandan Baru II, Jalan Kebangsren VI No 6A, Kecamatan Genteng, Surabaya. 

Jalurnya tidak dapat dilalui mobil dan motor harus dituntun berjalan. Sembari berwisata ke Kampung Ketandan, pengunjung bisa mampir ke toko kue satu ini. 

“Setiap Natal memang sering membeli kue kering untuk bingkisan ke teman dan guru anak saya,” kata pelanggan, Merry (42), saat ditemui Kompas.com, Kamis (12/12/2024). 

Kali pertama berburu kue kering di Kampung Ketandan Surabaya, Merry berharap hampers Natal-nya bisa menyapa senyum sanak saudaranya. 

“Biasanya saya beli kue kering di tempat lain. Tapi enggak tahu ya, ini saya pengin nyoba di sini sama teman-teman,” ujarnya. 

Merry sangat antusias menyambut Natal tahun 2024 ini. Baginya, masyarakat mulai terbuka dengan warna-warni keberagaman dan ekosistem perekonomian semakin pulih. 

“Sepertinya tahun ini lebih ramai. Masyarakatnya sudah mulai terbuka satu sama lain dan sosialnya juga lebih baik,” ucap perempuan asal Surabaya tersebut. 

Diah Cookies menjadi salah satu usaha mikro, kecil, dan menengah produk kue yang tumbuh di Kampung Wisata Ketandan, Surabaya. 

Berbagai varian kue kering yang diletakkan dalam stoples kecil dibungkus dengan kotak dan keranjang.

Tak lupa, pernak-pernik ornamen warna merah hijau semakin mempercantik tampilan. Dua warna simbol spiritualis yang identik dengan perayaan Natal. 

Setiap hampers Natal kue kering yang tersaji rapi di rak itu juga dilengkapi dengan kartu ucapan.

Setiap pelanggan bisa mengekspresikan perasaan mereka lewat kalimat cinta, kebahagiaan, simpati, dan rasa syukur.

“Untuk Natal tahun ini, produksi kami meningkat sekitar 50 persen dibanding hari-hari biasanya,” kata Owner Diah Cookies, Diah Arifianti. 

Dalam sehari, Diah dibantu belasan pegawainya bisa memproduksi ratusan kue dengan 28 varian.

Mulai dari kue tart, nastar, cheese stick, roll cake, redvelvet milky, macaron, sampai jajanan viral seperti burnt cheese.

“Kalau favorit orang-orang tetap nastar yang jadi andalan. Tapi kami ada tart yang khusus untuk Merry Chrismas,” ungkap Diah. 

Harga setiap produknya dipatok mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 120.000.

Namun, untuk harga hampers Natal bervariasi mulai ratusan hingga jutaan rupiah, tergantung jenis kue kering yang dipilih. 

“Untuk hampers Natal, kami bisa menyesuaikan setiap budget pelanggan. Pelanggan punya budget berapa, bisa kami bikinkan. Bisa Rp 160.000 untuk hampers mini, ada yang sampai Rp 1 juta,” bebernya.

Dia sangat memperhatikan detail dalam memilih kemasan. Dalam sebuah produk, packaging menjadi poin sendiri untuk menarik hati pelanggan.

“Untuk desain hampers-nya saya bikin sendiri,” imbuhnya. 

Momen Natal membuat Diah sedikit kewalahan memenuhi banjirnya pesanan. Setidaknya, ada delapan reseller dari berbagai daerah termasuk Jakarta yang ikut memasarkan produknya.

“Ye kebetulan kami ada penambahan tenaga yang bisa mendukung inovasi-inovasi produk-produk baru di toko kami,” ujarnya. 

Tidak sedikit usaha binaan UMKM yang sukses dalam membangun bisnisnya. Diah bukanlah lulusan tata boga, tapi dia mahir membuat kue karena ketelatenannya. 

“Awalnya bikin kue sendiri buat keluarga. Terus karena banyak yang muji enak, saya memberanikan diri untuk jualan,” tutur perempuan asli Surabaya tersebut. 

Tahun 2001 menjadi langkah awal Diah memperkenalkan produknya kepada orang-orang terdekatnya. Kemudian, pada 2010 saat suaminya dihantam pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Meski sempat menjual berbagai macam jajanan, tahun tersebut menjadi loncatan besar bagi Diah dan suaminya untuk fokus membangun bisnis kue kering.

“Untuk membangun brand Diah Cookies yang benar-benar kami andalkan setelah saya mengikuti Pahlawan Ekonomi Pemkot Surabaya sekitar 2016,” ungkapnya.

Diah mulai serius belajar soal pemasaran melalui internet dan media sosial. Dia ingin produknya makin dikenal luas di berbagai daerah, bahkan pernah mendapat pesanan dari Papua.

“Kita harus fokus kepada mimpi kita. Ternyata goals itu membuat jalan kita lebih mudah untuk memilih mau ke mana. Nanti bisnis kita mau seperti apa, kita harus paham,” tuturnya. 

Ingin kolaborasi bangun wisata Kampung Ketandan

Wisata Kampung Ketandan yang berada di jantung Kota Surabaya ini punya peluang besar bagi masyarakat sekitar dan pemerintah setempat.

Pada hari-hari tertentu, Kampung Ketandan Surabaya aktif dijamah wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Tidak sedikit dari mereka yang ingin memenuhi rasa penasaran keunikan dari kampung ini.

Menurut Diah, giat warga setempat dalam meningkatkan perekonomian bisa menjadi support besar bagi pemerintah untuk semakin gencar mempromosikan Wisata Kampung Ketandan. 

“Selama ini banyak orang yang kenal Diah Cookies dari media sosial jadi bukan karena Kampung Ketandannya. Padahal, kalau bisa bersinergi itu sangat keren banget,” pintanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/13/082833978/berburu-hampers-natal-kue-kering-di-kampung-ketandan-surabaya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com