Salin Artikel

Pemkot Surabaya Akui Ada 200 Titik Pemicu Banjir, "PR" untuk 2025

Rencana penanganan untuk titik-titik tersebut diprioritaskan untuk diselesaikan pada tahun 2025.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, angka 200 yang dimaksud bukanlah total wilayah yang terendam air.

Namun, angka tersebut merujuk kepada pusat-pusat yang menyebabkan banjir saat hujan turun.

"Saya ada PR (pekerjaan rumah) 200 titik (banjir), itu bukan titik banjir tapi pusatnya. Kalau 200 (titik) jadi sekitar 400 wilayah, itu sumbernya," kata Eri dalam konferensi pers di Raya Kupang Indah, Surabaya, Rabu (11/12/2024).

Eri juga menyatakan, jumlah pusat banjir mengalami penurunan sejak ia menjabat pada tahun 2021.

Sebelumnya, jumlah tersebut mencapai 300 titik, yang setara dengan 1.000 wilayah terendam.

Salah satu penyebab utama terjadinya banjir, menurut Eri, adalah kurangnya perhatian dari bangunan usaha terhadap saluran air.

Untuk itu, Pemkot Surabaya berencana melakukan perbaikan saluran air.

"Kita yang bangun (saluran air) minta biaya sumbangsih mereka (tempat usaha). Seperti di Kali Rungkut sampai SIER, sekadang sudah enggak (banjir) karena kita buatkan saluran besar," ujar dia.

Perbaikan saluran air untuk sejumlah tempat usaha tersebut akan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, sejumlah wilayah yang sering terendam banjir meliputi Jalan Ketintang, dan Jalan SWK Telkom Ketintang.

Juga, Jalan Srikana, Jalan Tenggilis, Jalan Margorejo, Jalan Gayungsari Barat, Jalan Candi Lontar, dan Jalan Jawa.

Selain itu, lokasi-lokasi lain yang juga terdampak banjir antara lain Jalan Koblen, Jalan Cokroaminoto, Jalan Pakuwon, Jalan Teratai Karang Pilang, Jalan Simo Hilir Utara, Jalan Tenggilis Mejoyo, serta Jalan Tidar.

Wilayah-wilayah lain yang tercatat mengalami genangan air adalah Jalan Pondok Benowo Indah, Jalan Teluk Betung, Jalan Graha Famili, Jalan Graha Famili Blok C, dan di depan Gereja Kristus Raja.

Lalu, di Jalan Wisma Tengger, Jalan Kartini, Jalan Nginden AWS, Jalan Imam Bonjol, Jalan Bintang Diponegoro, Jalan Petemon Barat, Jalan Ngagel Kebonsari, Jalan Pawiyatan Bunda Paud, dan Jalan Ngagel Jaya Utara.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/11/212505778/pemkot-surabaya-akui-ada-200-titik-pemicu-banjir-pr-untuk-2025

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com