Salin Artikel

Diungkap, Cara Pemkot Malang Turunkan Angka Kemiskinan Jadi 1 Persen

Saat ini, Kota Malang berada di peringkat kedua se-Jawa Timur dengan angka penduduk miskin terendah.

Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito menyatakan, target tersebut masih realistis mengingat grafik angka kemiskinan di Kota Malang menunjukkan tren penurunan dalam tiga tahun terakhir.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 angka kemiskinan di Kota Malang tercatat sebesar 4,37 persen, dan pada tahun 2023 menurun lagi menjadi 4,26 persen.

"Pada tahun 2024 ini, angkanya 3,91 persen atau setara dengan 34.840 jiwa. Harapannya, paling tidak tahun depan bisa turun antara 1-3 persen, atau kurang dari satu persen," kata Donny pada Kamis (5/11/2024).

Donny menjelaskan, upaya pengentasan kemiskinan dilakukan melalui Tim Percepatan Penurunan Kemiskinan (TPPK) yang berkolaborasi dengan perangkat daerah Pemkot Malang lainnya.

Ada tiga sasaran utama dalam program kegiatan pengentasan kemiskinan di Kota Malang, yaitu meningkatkan pendapatan, meringankan beban pengeluaran, dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan.

Program untuk meringankan beban pengeluaran meliputi pemberian bantuan sembako oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang, serta pemberian makanan tambahan oleh Dinas Kesehatan Kota Malang.

Untuk mengurangi kantong-kantong kemiskinan, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kota Malang fokus pada peningkatan infrastruktur jalan di permukiman.

"Kemudian, ada yang namanya meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, misalnya Diskopindag memberikan bantuan alat usaha, seperti alat untuk kemasan dan mesin jahit."

"Itu semua dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan," ungkap dia.

Dinsos P3AP2KB juga membenahi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar program-program Pemerintah menjadi tepat sasaran.

"DTKS itu berisi data masyarakat yang dikelompokkan berdasarkan kategori, mulai dari miskin ekstrem, masyarakat miskin, hingga masyarakat rentan."

"Harapan kami, DTKS ini bisa membantu mengetahui mana masyarakat miskin yang perlu dibantu dan mana yang rentan," ungkap dia.

Selain itu, Dinsos P3AP2KB Kota Malang juga bekerja sama dengan Pemprov Jawa Timur dan Kementerian Sosial dalam program-program seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Pejuang Ekonomi Keluarga (PENA).

"Misalnya, program graduasi untuk PKH, yang dikenal dengan PENA, memberikan bantuan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang sudah mampu berdikari melalui usaha mereka, baik dalam bentuk modal maupun peralatan," ungkap dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/05/155148178/diungkap-cara-pemkot-malang-turunkan-angka-kemiskinan-jadi-1-persen

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com