Salin Artikel

Luapan Anak Sungai Panguluran Bikin Jalanan di Desa Sitiarjo Tergenang Air

Akibatnya, perkampungan warga di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, tergenang.

Selain luapan air anak sungai, beberapa saluran irigasi yang tersumbat juga turut menyebabkan genangan.

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sumbermanjing Wetan, Yusak Krismanto, mengatakan genangan air itu masih terbilang aman jika dibandingkan genangan air tahun-tahun sebelumnya.

Sebab, air hanya sebatas menggenang di jalan perkampungan, tidak sampai masuk ke rumah warga.

"Tinggi genangan air tadi sekitar 30 centimeter, hingga menutup akses jalan Malang-Sumbermajing Wetan, dan hanya sempat masuk ke dalam salah satu rumah warga tadi."

"Tapi Saat ini sudah mulai surut," ungkapnya melalui sambungan telepon, Kamis (28/11/2024).

Yusak menyabut, genangan air itu berasal dari luapan anak Sungai Panguluran akibat naiknya debit air, irigasi sawah, serta penyumbatan beberapa saluran irigasi.

Ancaman yang lebih besar yakni luapan Sungai Panguluran. Tetapi sampai saat ini tak terjadi sehingga masih terbilang aman, meskipun ada kenaikan curah hujan.

"Sungai Panguluran aman," ujarnya.

Yusak memastikan aktivitas warga di kawasan setempat masih berjalan normal. Hanya ada sepeda motor milik salah satu warga yang sempat tergenang dipindahkan ke rumah saudaranya.

Meski begitu, warga setempat secara keseluruhan sudah melakukan persiapan untuk mengantisipasi peristiwa serupa terjadi.

Beberapa persiapan itu, di antaranya memindah barang-barang berharga mereka ke langit-langit rumah hingga ke rumah saudara mereka yang relatif aman.

"Karena peristiwa semacam ini terus terjadi setiap terjadi hujan dengan intensitas tinggi, jadi warga sudah terbiasa, dan sudah melakukan persiapan untuk mengantisipasi luapan berikutnya terjadi lagi,” ujarnya.

"Saat ini, ada sekitar 15 personel Palang Merah Indonesia yang tengah berjaga di kawasan setempat,” pungkas Yusak.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, membenarkan bahwa genangan air di kawasan Desa Sitiarjo tersebut bukan berasal dari luapan air Sungai  Panguluran.

Ia memastikan luapan itu berasal dari anak Sungai Panguluran akibat naiknya debit air, irigasi sawah, serta penyumbatan beberapa saluran irigasi.

"Beberapa video dan foto yang beredar itu hanya beberapa spot luapan air anak sungai dan drainase," tuturnya.

Untuk diketahui, kawasan Desa Sitiarjo secara geografis terletak di area hulu Sungai Panguluran.

Jadi, setiap terjadi hujan dengan intensitas tinggi, debit air Sungai Panguluran naik hingga meluap dan menggenangi perkampungan.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/28/201158578/luapan-anak-sungai-panguluran-bikin-jalanan-di-desa-sitiarjo-tergenang-air

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com