Salin Artikel

Maling di Kota Malang Gasak Sepeda Lipat dan Topi Bermerek

MALANG, KOMPAS.com - Aksi pencurian di toko yang menjual topi bermerek di Jalan Kiai Parseh Jaya RT 3 RW 1 Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, terekam CCTV. Pelaku beraksi dalam kondisi mabuk.

Pelaku menggondol sepeda lipat dan topi seharga Rp 500.000.

Pemilik toko yang juga korban, Widi (42) menyampaikan, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (27/11/2024) sekira pukul 16.00 WIB.

Saat itu, ia bersama dengan kedua anaknya berada di dalam rumah. Namun, posisi dirinya berada di kamar mandi belakang sedang mencuci tas.

"Sedangkan kedua anak saya, posisinya di dalam kamarnya," ujarnya saat ditemui pada Kamis (28/11/2024).

Setelah itu, ia berteriak meminta tolong ke anaknya untuk diambilkan ember. Tidak lama kemudian, salah satu anaknya keluar dari kamar.

Saat itu, anaknya melihat adanya sosok bayangan hitam seperti orang dari arah pintu belakang toko.

"Tapi anak saya cuek, apalagi kondisi saat itu juga hujan deras," katanya.

Sebagai informasi, letak toko itu berada tepat di samping rumah pemiliknya. Pintu belakang toko langsung menembus ke ruang tengah rumah.

Saat itu, toko dalam kondisi tertutup sudah hampir setahun ini. Namun, toko tersebut tetap melayani aktivitas jual-beli melalui online.

Tidak lama setelah itu, Widi kaget karena air hujan masuk ke dalam ruang toko hingga ke ruang tengah. Saat dicek, pintu toko yang semula terkunci ternyata sudah terbuka.

"Saya cek, satu sepeda lipat dan satu topi branded hilang. Sedangkan kamera CCTV yang ada di depan toko, posisinya terlepas dari dudukannya seperti dirusak oleh seseorang," ungkapnya.

Widi juga mengecek rekaman CCTV dan terlihat bahwa tokonya itu telah dibobol oleh maling.

Pelaku yang berjumlah tiga orang ini berboncengan menggunakan sepeda motor dan berhenti di depan rumah tetangga korban.

"Setelah itu, salah satu pelaku turun dan dua lainnya menunggu di atas motor. Kemudian, pelaku yang turun ini langsung menghampiri pintu toko saya sambil kondisinya mabuk lem," ungkapnya.

Pada awalnya, pelaku berusaha masuk ke dalam toko dengan cara memecahkan kaca jendela memakai pisau. Namun ternyata gagal, dan akhirnya pelaku menendang pintu toko hingga terbuka.

"Kemudian setelah sepeda lipat diambil dan dikeluarkan dari toko, selanjutnya kedua pelaku lainnya meninggalkan lokasi," katanya.

Belakangan diketahui, ternyata sepeda lipat milik korban itu ditemukan di halaman depan rumah tetangga.

"Sepeda lipat saya itu kondisinya rusak di bagian rantai, mungkin karena rusak itu, terus sama pelaku ditinggal. Jadi pelaku membawa kabur topi seharga Rp 500.000 lebih," katanya.

Kasi Humas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risdiyanto mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari korban terkait pencurian itu.

Korban melaporkan pencurian itu ke Polsekta Kedungkandang pada Rabu (27/11/2024) petang, beberapa jam setelah kejadian.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/28/155727478/maling-di-kota-malang-gasak-sepeda-lipat-dan-topi-bermerek

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com