Salin Artikel

Viral, Gambar Mesra Diduga Ketua DPRD Lumajang dengan Pria

Dalam konten itu juga terdapat foto Ketua DPRD Kabupaten Lumajang Oktafiani.

Konten ini diunggah akun TikTok Masyarakat Gerindra Menolak dan telah dilihat sebanyak 55.000 kali sejak pertama kali diunggah pada Selasa (12/11/2024).

Dalam kontennya, pemilik akun menuliskan narasi "sangat memalukan Ketua DPRD Lumajang selingkuh".

Akibat unggahan itu, sekelompok orang yang mengatasnamakan Masyarakat Peduli Moral (MPM) melaporkan Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, Oktafiyani, ke Badan Kehormatan Dewan (BKD) pada Selasa (19/11/2024).

Ketua MPM Lumajang, Nawawi menjelaskan laporan tersebut dilayangkan atas beredarnya dugaan foto viral di media sosial yang memuat wajah sosok diduga ketua DPRD Lumajang.

"Kami menyikapi adanya foto viral yang beredar di media sosial, menyangkut diduga ketua DPRD Kabupaten Lumajang," beber Nawawi ketika dikonfirmasi, Kamis (21/11/2024).

Nawawi mengaku prihatin atas beredarnya foto tersebut. Menurutnya, foto tersebut mengundang persepsi yang bermacam-macam dari publik.

"Menurut kami ini sudah mencederai Lumajang sehingga kami harap BKD bisa segera menyelesaikan," ujarnya.

Menurut Nawawi, apabila kabar tersebut berita bohong maka ia berharap ada penjelasan dan pembuktian terhadap foto tersebut.

"Jika adanya foto atau video viral di media sosial hoax, kami minta tolong dibuktikan. Ini agar Lumajang bisa bersih dari pemandangan yang kurang sedap," tutur Nawawi.

Sekretaris MPM, Nur Kholid mengatakan, apabila konten tersebut adalah hoaks, ia berharap pelaku pembuat konten ditangkap.

"Kami berharap pelaku yang menyebarkan foto atau video bisa segera ditangkap karena sudah bikin gaduh masyarakat Lumajang," ujar Nur Kholid.

Sementara itu Ketua Badan Kehormatan Dewan DPRD Kabupaten Lumajang, Bambang Riyanto mengatakan pihaknya masih fokus pada pembahasan APBD 2025.

Bambang menegaskan belum dapat memastikan kebenaran konten yang beredar tersebut.

"No komen dulu karena saat ini kami belum ada penugasan pimpinan. Sementara ini tata tertib masih di biro hukum Surabaya," ujar Bambang.

Menurut Bambang, pihaknya juga belum berencana memanggil Ketua DPRD Kabupaten Lumajang meskipun sudah dilaporkan.

"Oh belum bisa, belum punya dasar (hukum)," tuturnya.

Terkait laporan yang dilayangkan MPM, Bambang mengaku belum mengetahui secara pasti lantaran fokus pada pembahasan APBD Lumajang 2025.

"Fokus APBD dulu. Saya belum terima disposisi pimpinan karena pimpinan juga masih fokus APBD," katanya.

Belakangan, diketahui Ketua DPRD Lumajang Oktafiani melaporkan akun yang menyebarkan konten tersebut ke Polda Jawa Timur.

Hal ini dikonfirmasi Direktur Reserse Siber Kombes Pol R Bagoes Wibisono Handoyo. Menurutnya, Okta melaporkan tentang UU ITE.

"Iya ada buat laporan. (Laporannya) UU ITE. Untuk sementara itu dulu, saya gak bisa kasih keterangan yang lain ya," kata Bagoes melalui pesan WhatsApp, Kamis (21/11/2024).

Sementara itu Ketua DPRD Lumajang belum memberikan keterangan apapun terkait konten viral yang menyebut namanya.

Kompas.com sudah mencoba menghubungi melalui pesan WhatsApp, telepon hingga mendatangi Kantor DPRD Lumajang, namun belum berhasil mendapatkan keterangan apapun.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/21/182529178/viral-gambar-mesra-diduga-ketua-dprd-lumajang-dengan-pria

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com