Salin Artikel

Nasi Jotos, Menu Sederhana yang Menjamur di Madiun

MADIUN, KOMPAS.com - Nasi jotos menjadi salah satu makanan sederhana paling populer di Madiun saat ini. Tak hanya karena harganya yang murah, nasi jotos seiring berkembangnya waktu sudah menjadi makanan khas Madiun yang banyak diburu pecinta kuliner dalam dua dekade terakhir.

Terlebih saat ini, pecinta kuliner dapat menemukan keberadaan nasi jotos di setiap angkringan dan warung makan di Madiun.

Bagi sebagian orang, nama jotos yang disematkan setelah kata nasi memiliki makna tersendiri. Bila ditinjau dari asal usul kata, jotos berarti pukulan dengan cara meninju.

Diharapkan, dengan memakan sebungkus nasi jotos, pecinta kuliner mendapatkan kenikmatan nasi dicampur dengan berbagai lauk dan pedasnya sambal yang melekat pada hidangan tersebut.

Sebagian orang menyematkan kata jotos lantaran sajian nasi dan lauk itu dibungkus seukuran kepalan tangan manusia dewasa. Kendati demikian, tidak diketahui pasti sejak kapan nasi jotos dikenal sebagai makanan khas Madiun.

Beberapa penjual angkringan menyebut, nasi jotos sudah dijual di warung-warung di Kota Madiun sejak tahun 2000-an. Satu bungkus nasi jotos dijual mulai dengan harga Rp 5.000.

Nasi jotos dibalut dengan daun pisang dan dibungkus dengan kertas nasi. Isinya terdiri dari nasih hangat dan lauk seperti telur dadar, tempe atau tahu potong, mi, dan sambal. Beberapa penjual angkringan banyak memodifikasi dengan lauk tambahan seperti suwir ayam dan suwir daging. Untuk tambahan lauk ini, harganya berbeda.

Sebagai menu tambahan, biasanya di satu angkringan juga menyediakan lauk tambahan seperti bakwan, tempe, tahu, perkedel, sate telur dan kerupuk.

Sambal nasi jotos bervariasi. Banyak pedagang yang menggunakan sambal teri, sebagian pedagang menggunakan sambal bawang dan sambal tomat.

Saat ini, nasi jotos akan sangat mudah dijumpai di warung-warung sederhana dan angkringan. Nasi jotos menjadi candu bagi semua warga tanpa memandang kelas dan status sosial.

Pemilik angkringan yang menyajikan nasi jotos sebagai menu utama yakni Mbah Min. Angkringannya berada di Jalan Dr. Sutomo, tepatnya di depan Hotel Mataram Baru Kota Madiun. Menurut Mbah Min, nasi jotos menjadi alternatif makanan yang murah meriah untuk mengisi perut yang keroncongan.

“Kami sudah lama menjual nasi jotos yang sudah menjadi kuliner khas Madiun. Nasi jotos banyak dicari pecinta kuliner karena harganya yang murah dan rasanya yang enak,” kata Mbah Min.

Selain menjual nasi jotos, Mbah Min juga menyediakan aneka hidangan dan aneka minuman lain sebagai kudapan seru di malam hari. Aneka minuman yang cocok untuk menemani menyantap nasi jotos adalah teh hangat, jeruk hangat, susu tape, susu jahe, susu tomat dan tomat hangat.

Sedangkan aneka kudapan lain yang sangat nikmat bila dipadu dengan nasi jotos adalah tempe, tahu, kerupuk, sate ayam atau sate hati ayam. Bila masih belum nendang, pecinta kuliner dapat menikmati jadah bakar dan pisang goreng yang dibakar untuk menambah kelezatan hidangan malam khas Madiun.

“Cari nasi jotos gampang. Tinggal datangi warung atau angkringan pasti ada. Harganya murah lagi,” kata Wiwit Prasetyo.

Bagi Wiwit, nasi jotos merupakan kuliner legendaris Madiun setelah nasi pecel. Selain banyak ditemui di warung makan dan angkringan, cara membuatnya pun mudah.

Senada dengan Wiwit, Sugeng Harianto, pecinta kuliner asal Kabupaten Magetan ini mengatakan, nasi jotos menjadi menu favoritnya. Untuk mendapatkan kuliner tersebut, cukup keluar ke beberapa titik angkringan.

“Nasi jotos ini kuliner paling murah yang gampang saya dapatkan bila saya kelaparan di tengah malam. Nasi Jotos menjadi pemadam di saat saya kelaparan di tengah malam. Kalau tengah malam mau cari menu lain agak susah harus ke warung tertentu,” tutur Sugeng.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/20/111337378/nasi-jotos-menu-sederhana-yang-menjamur-di-madiun

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com