Sebanyak 45,5 persen pemilih PDI-P memilih Khofifah-Emil. Sementara, pemilih PDI-P yang memilih Risma-Gus Hans sebesar 40,9 persen.
Padahal, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim yang diusung PDI-P adalah Risma-Gus Hans.
"Pemilih PDI-P terbelah. Khofifah mampu mencuri separuh pemilih PDI-P untuk memilih dia. Padahal, PDI-P mengusung Risma-Gus Hans," kata Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu dalam acara Obrolan Newsroom Kompas.com, Jumat (15/11/2024).
Menurutnya, hal itu terjadi karena para pemilih di pilkada cenderung melihat sosok calon kepala daerah dibandingkan latar belakang partai.
"Ini kan pilkada milih orang. Jadi memang sosok yang sangat kuat mempengaruhi pemilih. Mempengaruhi ini bisa dalam hal popularitas, rekam jejak. Jadi saya tahu si A, saya tahu kerjanya, ya cenderung suka. Apalagi kalau sudah suka levelnya, dia pasti potensi memilih," tuturnya.
Sementara, pemilih PKB yang memilih Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim hanya 6,4 persen. Padahal, Luluk-Lukman adalah paslon yang diusung PKB.
"Tapi jika dibandingkan dengan partai yang lain, PDI-P relatif bekerja secara mesin. Dibandingkan dengan PKB yang mayoritas ke Khofifah padahal mengusung Lulul-Lukman," pungkasnya.
Metode Penelitian
Survei Litbang Kompas ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dari tanggal 2-7 November 2024.
Sebanyak 800 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Timur.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95persen,“margin of error” penelitian +/- 3,46 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.
Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT. Kompas Media Nusantara).
https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/15/042000178/survei-litbang-kompas-pilgub-jatim--pemilih-pdi-p-terbelah-khofifah-emil